Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Migrasi

12 Juli 2019   23:24 Diperbarui: 12 Juli 2019   23:36 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat hari Sabat!

Para ilmuwan masih bingung tentang bagaimana hewan mengetahui waktunya untuk migrasi dan bagaimana mereka menemukan jalan ke pantai, aliran sungai, atau tempat makan yang sama yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat sejak dilahirkan?  Coba lihat kura-kura hijau, yang berenang dari tempat mereka makan di lepas pantai Brasil ke Pulau Ascension, sekitar 3.000 mil jauhnya, yang mungkin belum pernah mereka kunjungi sejak mereka ditetaskan.  Dan setelah menyimpan telur mereka, mereka berenang kembali ke Brasil!

Kawasan Kutub Utara memiliki areal migrasi hewan terpanjang, yang setiap tahun berpindah dari tempat tinggalnya di Kutub Utara ke Antartika lalu kembali lagi, perjalanan pulang pergi yg hampir 25.000 mil jauhnya!

 Kebiasaan migrasi hewan ini membingungkan para ilmuwan.  Apakah mereka menemukan jalan berdasarkan matahari, bulan, atau bintang?  Apakah medan magnet bumi yg mengarahkan mereka?  Naluri khusus apa yang diberikan Tuhan kepada setiap spesies ini (burung, mamalia, ikan, reptil, amfibi, serangga, dan bahkan krustasea) untuk bergerak sebegitu jauh berdasarkan musim?  Yang luar biasa adalah  mereka kembali tidak hanya ke tempat umum, tetapi ke tempat yang sangat spesifik!

 Allah yang menciptakan semua binatang di bumi dan yg menempatkan naluri di dalam diri mereka adalah Tuhan yang sama yg berkata kepada Sarah, "Aku akan kembali mendapatkan engkau" (Kejadian 18:14).  Tuhan tidak pernah tersesat.  Tuhan tidak membutuhkan GPS untuk menemukan kita.  Tuhan tidak membutuhkan alat yg direkatkan pada tubuh kita untuk melacak keberadaan kita.  Pencipta kita selalu tahu di mana kita berada.  Tuhan berjanji pada Sarah bahwa dia akan memiliki anak seperti yang dijanjikan.  Sarah tertawa.  "Aku sudah tua!" Dia terkekeh.  Namun Tuhan meyakinkannya bahwa dia akan memiliki bayi.

 Pada waktu yang ditentukan Tuhan kembali dan memberkati Abraham dan Sarah dengan seorang anak.  Sama seperti Allah yg mengatur waktu bagi hewan hewan di bumi ini untuk bermigrasi, demikian pula Tuhan menentukan waktu istimewa bagi kita.  Sebaliknya, apakah kita sudah menyempatkan diri untuk menemui-Nya melalui doa dan membaca Firman-Nya?

 Ayat inti:
 "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."
 Kejadian 18:14

Doug Batchelor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun