Mohon tunggu...
sofwan ardyanto
sofwan ardyanto Mohon Tunggu...

Blog ini hanyalah sebuah kumpulan tulisan dan catatan dari seorang jurnalis amatiran bernama SOFWAN ARDYANTO yang sesekali menjadi copy writer, ghost writer, dan jurnalis freelance. Sedangkan kata KALIPAKSI merupakan nickname yang terlalu panjang untuk diceritakan di sini (baca: tentang KALIPAKSI di www.kalipaksi.wordpress.com).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inikah Akhir Petualangan Sigid Haryo Wibisono?

3 Mei 2009   18:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:10 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kasus dugaan keterlibatan Antasari Azhar dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen jelas skandal tingkat tinggi. Yang terlibat pun pemain kelas kakap pula. Salah satunya, Sigid Haryo Wibisono, bos Koran Merdeka.

Bagi sebagian orang, Sigid Haryo Wibisono bak the phantom of the opera. Putra mantan Kasdam IV Diponegoro ini punya peran bak siluman, yang bahkan bisa membuat para pejabat tinggi negara keder dibuatnya.

Pria yang bermukim di kawasan Pati Unus Kebayoran Baru ini memang punya track record tak biasa. Meski kader Golkar, ia bisa sangat dekat dengan Bachtiar Chamsjah. Bahkan, Sigit pernah menjadi Staf Ahli Menteri Sosial Bachtiar Chamsjah. Di kalangan terbatas, konon Sigid punya kartu truf Bachtiar, yang membuatnya kadang-kadang bisa menyetir Menteri Sosial. Benar atau tidak, namanya juga konon?

Semasa masih menjadi Staf Ahli Menteri, bukan rahasia umum jika Sigid bisa memfasilitasi para mitra/rekanan Depsos untuk menggiring proyek. Menurut kalangan rekanan, terutama yang berlatar belakang “bukan orang Medan”, sebenarnya peran Sigid di Depsos ketika itu cukup membuat keseimbangan pembagian kue proyek di lingkungan Salemba 31 (Depsos). Bukan rahasia umum, Depsos sempat dikuasai mafia rekanan Medan–apalagi, sejak Bachtiar mengangkat Ghazali Situmorang, sesama partner asal Medan, sebagai Dirjen Banjamsos dan kemudian Sekjen di Depsos.

Nama Sigit juga disebut-sebut sebagai “the phantom” dalam kisruh PKB. beberapa waktu silam. Muhaimin Iskandar menuding Sigit sebagai tokoh intelektual di balik konflik itu. Waktu itu, pria bernama KRMT Sigit Haryo Wibisono itu baru saja loncat dari pengurus DPD Golkar Jateng ke PKB. Di PKB, ia digosipkan punya andil dalam pembekuan beberapa pengurus wilayah dan cabang. Ia juga disebut turut “menggosok” Gus Dur untuk me-MLB-kan Muhaimin. Gosip-gosip itu beredar karena dia terlihat akrab dengan Yenny, putri Gus Dur yang aktif di bidang politik.

Nama Sigit lagi-lagi disebut-sebut sebagai jagoan Gus Dur untuk menjadi menteri, untuk menggantikan Lukman Edy–waktu kisruh PKB beberapa waktu silam. Menurut Okezone, pria yang dikabarkan dekat dengan Sekjen PKB Yenny Wahid ini juga berada di balik pencopotan Wasekjen Erman Suparman dan Hanif Dakhiri. Dikabarkan, kedua orang yang dicopot tersebut ingin mendongkel Yenny dari posisi Sekjen PKB, karena kalah bersaing ketika muktamar.

Tapi, yang menarik dari semua itu, bahkan yang cukup serius Sigit disebut-sebut sebagai anggota Badan Intelijen Negara. Benarkah? Seperti pernah ditulis okezone, isu BIN beredar karena beberapa orang yang pernah bergaul dengannya menyatakan bahwa Bibi, begitu Sigit biasa disapa, termasuk dalam Kelompok Kerinci milik mantan KSAD Tyasno Sudarto. Padahal, sebelum diangkat menjadi KSAD pada akhir 1999, Tyasno menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais).

Kedekatan Sigit dengan Tyasno disebut-sebut karena bapaknya merupakan menjadi pejabat teras di lingkungan Kodam IV Diponegoro. Tyasno sendiri pernah menjabat sebagai Pangdam IV Diponegoro sebelum ditunjuk menjadi KSAD. Karena itu, ketika Suripto (tokoh PKS yang punya latar belakang kuat dengan dunia intelijen) mencoba menjenguk Sigit di tahanan polisi, orang pun mencoba mengaitkan kedekatan mereka sebagai sesama insan intelijen. Suripto mengaku mengenal Sigid sejak tahun 1998 silam semasa terjadinya perubahan politik dari era Orba ke masa reformasi.

Menurut suara-suara sas-sus (desas-desus) ihwal kedekatan Sigit dan KPK bermula dari upaya pengungkapan kasus korupsi di lingkungan Depsos. Sigit disebut-sebut sebagai orang yang banyak menyuplai informasi tentang penyimpangan dana bencana alam dan bantuan-jaminan sosial yang dilakukan beberapa birokrat Depsos.

Ketika Antasari menjadi Ketua KPK, keterlibatan Sigit di lembaga pemberantas korupsi itu berlanjut. “Pak Sigit dekat dengan Ketua KPK,” kata Boni Hargens, Direktur Pusat Pengkajian Strategi di PT Pers Indonesia Merdeka (PIM), seperti dikutip detik.com. Boni yang mendatangi Polda Metro Jaya untuk menjenguk Sigid menjelaskan, Sigid dan Antasari pernah terlibat proyek iklan yang sama. “Dulu mereka pernah membuat iklan bareng, iklan harian Merdeka di TVOne waktu acara bola kalau tidak salah,” jelas Boni.

Menurut Boni, masih seperti ditulisdetik.com, Sigid tidak hanya dekat dengan Antasari tapi juga pejabat lainnya. Boni menyebut nama Prabowo, Wiranto dan Megawati juga dekat dengan Sigit. Dia khawatir penangkapan Sigid bermuatan politik. “Setahu saya dia memang dekat dengan semua petinggi,” tambah Boni. Bahkan, karena kedekatannya itu, Sigit disebut-sebut sebagai pelobi ahli. Ia disebut-sebut sebagai orang yang mensponsori Bachtiar Chamsjah sehingga bisa kembali menjadi Menteri di era SBY. Juga, sebagai tim sukses Antasari Azhar dalam proses pemilihan Ketua KPK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun