Di era Revolusi Industri 4.0, telah banyak perubahan kebijakan yang terjadi. Salah satunya di kurikulum pendidikan. Kurikulum pembelajaran telah mengalami perubahan. Kurikulum Merdeka mempusatkan pembelajarannya kepada peserta didik. Metode pembelajaran yang inovatif juga berkembang pesat pada Kurikulum Merdeka ini.
Metode pembelajaran yang diterapkan juga memperhatikan landasan 4C, yakni creativity (kreativitas), critical thinking (berpikir kritis), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi). Metode simulasi merupakan salah satu metode yang efektif diterapkan pada pembelajaran berkelompok. Metode ini melibatkan peserta didik yang berlatih bermain peran sebagai orang lain.
Pada pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok ini dikembangkan. Selain itu, pada metode simulasi, peserta didik diajak untuk melakukan permainan peran dari beberapa pelaku yang sudah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Metode simulasi ini merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan yang sebenernya, tetapi kegiatan mengajar yang sifatnya pura-pura. Kegiatan simulasi ini dapat dilakukan oleh peserta didik pada kelas tinggi di sekolah dasar. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi ini diterapkan pada peserta didik kelas 5 di SDN Dukuh 01 Mojolaban.
Tahap Persiapan: Persiapan dimulai pada tanggal 25 Mei 2024. Pada tahap ini penulis mempersiapkan segala hal dan bahan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran, seperti LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), uang mainan, dan lain-lain. Penulis berdiskusi dengan wali kelas 5 terkait dengan materi pembelajaran peserta didik yang berkaitan dengan literasi dan numerasi. Hasil dari diskusi akan digunakan sebagai bahan tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
Mahasiswa mengawali kegiatan dengan membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang pada masing-masing kelompok beranggotakan 7 orang. Kemudian mahasiswa menunjuk 4 peserta didik sebagai ketua kelompok. Setelah itu ketua kelompok memilih salah satu replika makanan yang telah dibuat oleh penulis, menu yang telah dipilih ini akan digunakan oleh masing-masing kelompok dalam penulisan teks prosedur. Kemudian penulis memberi arahan dan tujuan kegiatan pembelajaran. Lalu masing-masing kelompok mulai berdiskusi dan mengerjakan tugas yang telah diberikan. Pada kegiatan ini terdapat 3 tugas, yaitu:
- Fokus Numerasi (Menghitung bahan-bahan belanja): Pada tugas ini dikerjakan secara kelompok, yang dimana setiap kelompok diberi 1 LKPD yang berisi soal numerasi mengenai perkalian yang harus dihitung secara benar. Mahasiwa juga memberi daftar harga sebagai acuan untuk perhitungannya. Apabila sudah dihitung dengan benar, ketua kelompok akan melaksanakan kegiatan yang selanjutnya.
- Fokus Metode Simulasi (Ketua kelompok berbelanja): Ketua kelompok bertugas pada tugas kedua ini yakni, ketua kelompok berperan sebagai pembeli bahan makanan yang telah dipilih. Ketua kelompok membawa uang mainan yang telah diberikan oleh mahasiswa sebesar Rp200.000,00 pada saat pemberian arahan kegiatan pembelajaran. Ketua kelompok maju ke depan membawa uang mainan dan nota belanja yang telah dihitung ke depan untuk berbelanja bahan makanan di mahasiswa.
- Fokus Literasi (Membuat teks prosedur): Pada tugas kali ini dikerjakan secara kelompok. Setelah ketua kelompok melakukan simulasi peran dengan menjadi pembeli, kali ini ketua beserta kelompoknya harus membuat teks prosedur. LKPD diberikan pada saat ketua kelompok selesai berbelanja, kemudian masing-masing kelompok berdiskusi mengenai prosedur pembuatan makanan yang telah dipilih oleh ketua kelompok masing-masing.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran diatas, peserta didik sekolah dasar sangat antusias dalam pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi. Selain efektif, pembelajaran seperti ini juga dapat melatih skill teamwork peserta didik, karena dibentuk dalam satu kelompok.
Dalam pembelajaran kelompok masing-masing individu cenderung akan memberi pendapat antara satu dengan yang lainnya. Kemudian untuk ketua kelompok juga dapat melatih jiwa kepemimpinannya dalam mengkoordinasi anggota-anggotanya. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman literasi dan numerasi peserta didik.