Kreativitas memang memiliki ranah tersendiri. Seakan tiada hukum kaku dan pasti yang membatasi. Yang ada ialah enigma dan letupan-letupan kejutan. Dengan kreativitas itulah kiranya hidup tidak membosankan dan menjadi berwarna. Ada dinamika, ada variasi, ada inovasi dan sejumlah penemuan. John Lennon dalam lirik lagunya Imagine menyatakan, you may say i am a dreamer, but i am not the only one. Beruntungnya dunia manakala kreativitas tidak hanya orang per orang, melainkan menjadi entitas dengan keunikannya masing-masing. Beruntungnya dunia manakala laku kreativitas mendapatkan iklim dan dihargai secara massif. Dan satu bentuk kreativitas yang baru saja saya dapati ialah tentang toys photography. Apa itu toys photography? Menurut Fauzie Helmy, toys photography atau Fotografi mainan mempunyai proses yang sangat unik dan menyenangkan, dimana kita akan ditantang untuk berimajinasi agar mainan-mainan tersebut bisa tampak lebih hidup di alam nyata. Toys photography menjadikan sang fotografernya sebagai sutradara dalam dunia kecil yang penuh imajinasi, menjadikan mainan sebagai aktor dan aktris dalam peran yang akan dimainkan. Saya sendiri baru terdefinisikan tentang toys photography ketika tadi siang (Senin, 6 Februari 2012) melihat liputan di Metro Tv. Di liputan tersebut diwawancarai Fauzie Helmy, seorang praktisi toys photography. Dalam liputan tersebut, konsep pemotretan toys photography diperlihatkan. Dalam hal ini Fauzie Helmy melakukan pemotretan baik itu di istana Bogor, daerah hutan. Hasil jadi dari toys photography-nya juga diperlihatkan dalam liputan tersebut (untuk melihat hasil jepretan dari toys photography hasil karya Fauzie Helmy dapat dilihat di http://www.helmyphotoworks.com/). Terus terang saya terkagumkan dengan hasil akhir dari dimensi fotografi yang satu ini. Benar-benar artistik dan melambungkan daya imajinasi. Bagi pecinta fiksi fantasi menurut hemat saya toys photography dapat menjadi kanal baru penyaluran sensasi gelora fantasi. Terkait dengan pemotretan dan mainan memang telah dilakukan oleh para pecinta action figure. Namun sejauh yang saya lihat, baik itu dari teman dan kakak saya; pemotretan yang mereka lakukan lebih menekankan pada sosok action figure. Kelengkapan koleksi menjadi bagian dari pemotretan mainan tipikal yang selama ini berkembang. Sedangkan pada toys photography sisi artistik, menghidupkan mainan, latar lingkungan benar-benar menjadi titik sentral perhatian. Toys photography menurut Fauzie Helmy untuk mewakili sebuah imajinasi kita, agar mainan tersebut lebih bernyawa serta membuatnya lebih hidup seperti layaknya mahkluk yang bisa bergerak dan beraktifitas dalam dunia nyata. Impresifnya dari mainan, ialah mainan merupakan produk budaya dari suatu entitas. Sehingga dengan melihat mainan, kita akan mengetahui tingkat dan keunikan dari suatu entitas. Mainan memang dapat mengalami pergeseran sesuai dengan waktu. Pada masa dulu, anak-anak membuat mainan mobil-mobilan dari buah-buahan, lalu juga ada mainan dari kayu. Lalu seiring dengan laju zaman, mainan pun mengalami pergeseran seperti tampil dalam bentuk video games seperti nascar, gran tourismo, dan sebagainya. Mainan nyatanya tidak hanya terbekuk definisinya pada anak kecil dan ranah imajinasinya. Ada definisi lebih luas yang dapat mencakupnya. Dalam toys photography, Fauzie Helmy menggunakan purnaragam mainan sebagai aktor dan artisnya. Baginya merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan bisa berkolaborasi dengan desainer mainan (toys) dari berbagai macam kultur dan budaya, serta mencoba untuk mentransformasi apa yang telah mereka ciptakan. Mainan yang telah ada seperti mengalami permaknaan baru.