Selamat datang di ruang penggalian makna dan kebijaksanaan Al-Qur'an. Melalui blog ini, kita akan memandang lebih dalam ke dalam ayat-ayat suci, membahas kajian yang mendalam, dan meresapi hikmah ilahi. Bersama-sama, mari kita merenungkan dan memahami pesan-pesan yang terkandung dalam kitab suci ini, sehingga dapat memberi sinar baru dalam perjalanan spiritual dan kehidupan sehari-hari kita.
Kajian Al Qur'an di KKI merupakan kajian yang bernaungan langsung di bawah LPIK, bahwa dalam proses kajiannya berujukan menggunakan Kitab Qowaidul Assasiyah fi Ulumul Qur'an karangan Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani dengan pemateri Ustadz Thoriq Al Anshori, Ic. M.Pd. Namun pada pertemuan selanjutnya, kajian tersebut akan dilaksanakan juga berdiskusi yang melibatkan seluruh anggota yang mengikuti kajian dengan mengkaji Kitab "Laa Ya'tihil Bathil : Takkan Datang Kebatilan Terhadap Al-Qur'an" yang mana karangan dari Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy yang membahas mengenai soal jawab seputar Al- Qur'an agar anggota kajian dapat memahami Al-Qur'an itu secara utuh dengan tetap berujukan pada Kitab Qowaidul Assasiyah fi Ulum Al-Qur'an.
Pada pertemuan pertama yang lalu, kami mengkaji pengertian dari ayat Al-Makki dan Al Madani secara tuntas. Namun, ketika Pasca Fathu Makkah atau saat hijrah, disebut apakah ayat tersebut? Maka ayat tersebut disebut ayat Al Madani. Adapun ayat pertama turun yang paling masyhur adalah Surat Al-'Alaq ayat 1-5. Ada juga yang mengatakan bahwa ayat pertarna kali yang turun adalah Surah Al-Muddatsir yang dianggap sebagai yang paling benar. Mengapa muncul pendapat yang berbeda? Sebab, redaksi dari ayat tersebut pun berbeda. Jika Surah Al-Alaq ayat 1-5 beredaksi sebagai tanda bahwa Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan diberi wahyu. Berbeda dengan Surah Al Muddalsir ayat 1-2 sebagai tanda yang menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW. diangkat sebagai Rasul
Ayat yang paling akhir turun pun juga banyak versi. Salah satunya adalah Surat An-Nashr. Pada turunnya ayat ini banyak orang yang sedih dikarenakan ayat yang datang membawa kegembiraan. Namun, berbeda dengan sahabat Rasulullah yang bernama Abu Bakar Ash Shiddiq yang menangis sebab mengerti bahwa Rasulullah akan segera diambil (wafat).
Sejauh perjalanan kita dalam merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an, mari kita terus menggali hikmah dan kearifan yang tersembunyi. Semoga kajian ini menjadi sumber inspirasi dan pencerahan dalam setiap langkah kita. Tidak hanya sebagai catatan kecil, melainkan panggilan untuk menghidupkan ajaran-Nya dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Terima kasih telah bersama-sama menjelajahi kekayaan ilahi ini. Sampai jumpa di perjalanan kajian berikutnya, dalam cahaya petunjuk-Nya yang tiada akhir.
