Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Menjawab Teleponku?

1 September 2019   00:09 Diperbarui: 2 Maret 2021   22:28 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Jami Al Baitul Amin, Jember (foto : kontraktor kubah masjid.com)

Bilik Wartel tahun 90-an (foto : steemit)
Bilik Wartel tahun 90-an (foto : steemit)
Besoknya atau sehari sebelum aku berangkat ke Inggris, aku kembali nelpon lagi ke Malang. Sayang, jaringan telepon sepertinya kembali gangguan dan gangguan.

Sehari ini, sudah lebih dari seratus kali aku mencoba me-redial nomor telepon rumah Nana di Malang tapi semua nihil! Begitu pula teman-teman Nana yang mencoba membantuku untuk menghubungi Nana dengan berbagai cara, semua nihil tidak bisa menghubungi Nana ataupun keluarganya.

Saking jengkel dan gusarnya hatiku, karena tidak ada juga kabar dari Malang, pun dengan batang hidung Nana atau keluarganya di Bandara Juanda untuk Melepas kepergianku, dengan ditemani kedua orang tuaku dan adik-adikku di MAHAPENA aku sampai telpon ke operator Telkom untuk konfirmasi sekaligus komplain terkait jaringan telpon di area tempat tinggal Nana yang sering gangguan, sayang dengan jawaban Standart operator tersebut berjanji akan meneruskan konfirm dan komplainku kepada bagian terkait dan nanti akan menghubungi aku jika sudah menemukan masalahnya atau mungkin dia berpikir, lha wong yang punya telpon aja nggak protes kok! Lha kamu yang bukan siapa-siapnya kok ribut!...he...he...he...

Akhirnya, aku harus terbang juga menuju Inggris tanpa kehadiran Nana, pun ucapan salam dari Nana! “Ya, Allah apa yang sebenarnya terjadi!? Takdir apa yang Kau tetapkan untuk Nana!? Kalau memang, Nana engkau takdirkan menjadi jodohku, mudahkan semua upaya kami untuk menuju Sunnah Rasul Mu membangun bahtera rumah tangga yang sakinah mawwadah dan warrahmah”.


Dua hari tinggal di Inggris aku baru mendapatkan kabar dari Bapak dan ibu di Madiun, kalau Abahnya Nana ditemani dengan kakaknya yang pertama datang bersilaturahmi ke rumah di Madiun dan ingin bicara langsung denganku. Dari sinilah hampir semua misteri yang membuatku gundah gulana akhirnya terkuak!

Ternyata, dalam perjalanan pulang menuju Malang dengan Adi beberapa hari yang lalu dengan mengendarai sepeda motor, mereka berdua mengalami kecelakaan di daerah Probolinggo, tepatnya di depan pabrik pakan ternak terkenal asal Korea Selatan.

Menurut saksi mata, entah karena ngantuk, melamun atau mungkin sedang ngobrol Adi dan Nana yang melaju kencang dari arah timur (Jember) tidak bisa menguasai kendaraannya. Mereka menghantam bodi belakang truk kontainer yang tengah berhenti di depan pabrik pakan ternak tersebut. Oleh warga dan aparat, keduanya yang masih dalam keadaan hidup langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat dan.....

Adi yang kedua kakinya patah dan harus diamputasi salah satunya, Alhamdulillah di beri Allah umur panjang. Adi diberi kesempatan kedua oleh Allah untuk menghirup udara segar dunia. Sedangkan Nana, setelah mengalami koma hampir dua belas  hari akhirnya meninggal dunia. 

Menurut abah, selama mengalami koma meskipun tidak bisa berkomunikasi secara verbal, raut muka Nana selalu memperlihatkan nuansa bahagia. Sesungging senyuman selalu menghias wajah putih dan bersih Nana setiap Abah, mama atau siapapun membimbing Nana untuk melafadzkan kalimah tauhid Laa Ilaha Illallah, terutama setiap menjelang tengah malam!

Mendengar semua berita dari Abah, membuatku terduduk, terpaku! Aku tidak bisa berucap dan berkata apa-apa sampai Abah memintaku untuk tetap tabah dan ikhlas menghadapi ini semua sekaligus mengucapkan salam perpisahan.

Rizki, jodoh dan maut semuanya merupakan hak prerogatif Allah SWT. Kita manusia hanya bisa merencanakannya sebaik mungkin, tapi tetap saja Allah yang menentukan takdirNya. Insha Allah aku akan terus berusaha ikhlas dengan takdir Nana, tapi.....

Siapa yang menjawab semua telponku saat Nana koma dirumah sakit!?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun