Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Menjawab Teleponku?

1 September 2019   00:09 Diperbarui: 2 Maret 2021   22:28 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Jami Al Baitul Amin, Jember (foto : kontraktor kubah masjid.com)

Dari situ akhirnya saya janji kepada si Bapak untuk membantu mencarikan penginapan terdekat dengan kampus FISIP di seputaran jalan Jawa dan akhirnya di tangga Masjid utama inilah pertama kali aku melihat sekaligus diperkenalkan dengan bidadari bernama Madina Khairunnisa alias Nana dan semua keluarganya  yan saat itu ikut ke Jember.

Tangga penuh kenangan dengan Nana (foto : Ariana Nurul Wahidin)
Tangga penuh kenangan dengan Nana (foto : Ariana Nurul Wahidin)
“Mas Hendraaaaa, ada telpon!” Teriak Si Iwan anak ibu kostku dari ruang tengah tempat induk semang rumah kost yang kutinggali sejak dua tahun terakhir.

“Mas Hendraaaaa dari Mbak Nanaaaaa, bidadari dari surgaaaaa!” Teriak Si Iwan lagi, kali ini dengan nada menggoda mengikuti cara kakaknya Mbak Nina jika menggodaku saat mendapati telpon dari Nana.

“Hush anak kecil! Sana-sana”, kusuruh pergi si Iwan dengan sogokan suwar-suwar yang kubeli di Pasar Tanjung, pasar induk terbesar di bekas Karesidenan Besuki tadi siang sama Nana.

“Mas, jemput aku sekarang ya! Sekalian bawain kasetnya Bunga!” Dengan suara bergetar dan nada seperti ketakutan Nana meminta ku menjemputnya di kontrakan.

“Lhoooh, ini udah jam sepuluh lho Na!” Jawabku agak bingung. Tapi dia diam saja, bahkan dari gagang telpon yang kugenggam malah terdengar suara tut...tut...tut, tanda sudah diputus dari seberang.

“Ini tidak biasa! Sepertinya ada sesuatu dengan Nana”, gumamku dalam hati. Tanpa ba bi bu aku langsung berangkat menuju ke tempat kost Nana.

Oya, setahun yang lalu di Puncak Argopuro, gunung yang kakinya berdiri di lima daerah sekaligus, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo aku dan Nana bertunangan sekaligus merayakan kelulusanku meraih gelar master dibidang manajemen sumber daya manusia dengan disaksikan oleh teman-teman Nana dari MAPALUS, organisasi pecinta alam anak-anak FISIP UNEJ dan beberapa dosen seangkatanku di MAHAPENA yang sudah tentu  juga hobi naik gunung.

Saat itu, dalam perjalanan turun tiba-tiba Nana roboh. Kuku di semua jarinya membiru dan dari hidungnya keluar darah segar. Beruntungnya, saat itu posisi kami sudah mulai memasuki perkampungan warga, sehingga Nana bisa langsung dievakuasi ke rumah warga untuk selanjutnya kami bawa ke Rumah Sakit Dr. Soebandi di Patrang. Waktu itu dokter hanya menyarankan untuk banyak-banyak istirahat dan jangan terlalu kecapekan.

Sejak peristiwa itu, aku merasa ada yang tidak beres pada kesehatan Nana yang sepertinya di sembunyikannya kepadaku. Karena menurut Mbok Nah penjaga rumah kost Nana, meskipun tetap saja tidak mau bercerita dengan gamblang, beliau selalu berpesan agar Nana selalu dijaga dan diingatkan! Jangan terlalu capek dan diforsir tenaganya, apalagi kalau pas naik gunung.

RSD Dr.Soebandi, Jember (foto : radar Jember)
RSD Dr.Soebandi, Jember (foto : radar Jember)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun