Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

[Pasarkita] Motif Sasirangan Mempercantik Dinding Pasar Malabar, Banjarmasin

4 Januari 2017   00:19 Diperbarui: 4 Januari 2017   08:53 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan Pasar Malabar, Banjarmasin (Foto : kolpri)

Kota Banjarmasin merupakan salah satu Kota tertua di Pulau Kalimantan yang sejak dulu dikenal luas sebagai kota perdagangan. Maka tidak heran jika sampai saat ini Suku Banjar yang mendiami sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan, juga dikenal sebagai pedagang ulung. 

Jejak sebagai kota perdagangan, sampai detik ini juga masih terlihat jelas dari banyaknya pasar tradisional yang bertebaran di seluruh penjuru Kota Banjarmasin, tidak tanggung-tanggung, untuk kota yang luasnya "hanya" 72 km2 , sampai saat ini ada sekitar 54 pasar tradisional atau pasar rakyat yang secara resmi terdaftar di Dinas Pasar Kota Banjarmasin, sedangkan yang tidak terdaftar bisa mencapai ratusan lokasi.

Pasar Malabar yang semakin cantik dengan hiasan motif Sasirangan di seluruh dindingnya ( Foto : Kolpri)
Pasar Malabar yang semakin cantik dengan hiasan motif Sasirangan di seluruh dindingnya ( Foto : Kolpri)
Pasar Malabar merupakan salah satu dari sekitar 54 pasar tradisonal yang ada di Kota Banjarmasin. Pasar rakyat yang mulai tahun 2012 di ambil alih pengelolaanya oleh Pemko Banjarmasin ini, terus bersolek untuk mewujudkan "visi-nya" menjadi pasar wisata di Kota Banjarmasin.

Pasar Malabar, terletak tepat di tengah kota Banjarmasin, berlokasi di jalan Pangeran Samudra yang merupakan area pusat perdagangan, berdampingan dengan beberapa pasar tradisonal lainnya seperti Pasar Besar Sudimampir , Pasar Baru, Pasar Blauran, Pasar Harum Manis, Pasar ujung murung (Daerah ini dikenal juga dengan nama Pasar Lima) dan hanya berjarak sekitar 500 meter dari Pasar induk Sentra Antasari. Uniknya, lokasi pasar-pasar ini, semuanya tidak jauh dari bibir Sungai Martapura, anak dari DAS Barito yang membelah Kota Banjarmasin menjadi dua bagian.

tampilan baru Pasar Malabar yang full colour ( Foto : Kolpri)
tampilan baru Pasar Malabar yang full colour ( Foto : Kolpri)
Ada pemandangan unik sekaligus menarik di pasar Malabar dalam satu bulan terakhir. Di pasar yang sejak tahun 2015 dicetuskan sebagai pasar wisata bersama-sama dengan Pasar Tungging yang legendaris itu, sebagian besar dinding-dindingnya sekarang dicat dengan beberapa  ornamen atau motif kain Sasirangan khas Banjar yang full colour.  

Pasar Malabar, Pasar Wisata Banjarmasin


Menurut, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin Hermansyah, seperti dilansir beberapa media lokal, menyebutkan, sebagai pasar yang diproyeksikan menjadi pasar wisata, Pasar Malabar merupakan ikon pasar wisata daerah, makanya harus diberi sentuhan yang berbeda, dibuat semenarik mungkin agar pasar lebih hidup sehingga, mampu memberikan daya tarik bagi para pelancong yang ingin atau sedang berkunjung ke Banjarmasin.

aimg-20170101-133717-586c5543b07e612a05280430.jpg
aimg-20170101-133717-586c5543b07e612a05280430.jpg
Pasar Malabar selain posisinya yang sangat strategis, sebagai sentra penjualan batu-batuan mulia memang layak untuk dikembangkan menjadi pasar wisata daerah. Sebagian besar, pedagang di pasar yang dulunya dikelola oleh pihak swasta ini, memang diisi oleh pedagang batu-batuan mulia, sehingga sangat cocok menjadi destinasi pasar wisata yang menyediakan berbagai batu -batuan mulia untuk koleksi dan perhiasan, khususnya bagi pelancong yang tidak sempat mengunjungi Kota Martapura, pusat perdagangan batuan mulia terbesar di Kalimantan dan Indonesia yang jaraknya dari Kota Banjarmasin sekitar 40 km.

Sayang, Ide cerdas dan proses pengecatan motif Kain Sasirangan pada dinding-dinding Pasar Malabar ini datang dari para pedagang sendiri yang memang menaruh harapan besar pada kejayaan pasar, sedangkan Pemerintah Kota sebatas mendukung saja.

Regol (gerbang) pintu masuk Pasar Malabar (Foto : Kolpri)
Regol (gerbang) pintu masuk Pasar Malabar (Foto : Kolpri)
Mungkin kedepan akan lebih dahsyat lagi efek dominonya, jika Pemerintah Kota dengan menggandeng siapa saja yang berkepentingan dengan kemajuan pariwisata Kota Banjarmasin, secara serius mem-branding sekaligus mempromosikan keunikan paras semua obyek vital tersebut, tidak hanya pasar saja dengan motif kain Sasirangan yang sudah pasti unik dan menarik ini. 

Selain melestarikan salah satu produk budaya masyarakat Banjar, yaitu kain Sasirangan, branding ini juga bisa menjadi bentuk promosi wisata yang unik, khas dan tentunya berbeda dari daerah yang lain. Bukankah hal ini selaras dengan visi pemerintahan Wali Kota Ibnu Sina yang ingin menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan penting bagi PAD Kota Banjarmasin. Bagaimana Pemko Banjarmasin?

Kain Sasirangan dengan aneka motif (Foto : Kolpri)
Kain Sasirangan dengan aneka motif (Foto : Kolpri)
Selayang Pandang Tentang Kain Sasirangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun