Mohon tunggu...
Nayu Lydia
Nayu Lydia Mohon Tunggu... Freelancer - A Sculptor and Freelance Writer

Traveling, eating, drawing and writing. Find me on Instagram @nayu_lydia

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Cara Mengatasi Gamophobia, Rasa Takut akan Komitmen Pernikahan

31 Mei 2023   07:45 Diperbarui: 6 Juni 2023   01:15 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pernikahan. (Sumber: pexels/emma bauso)

Pernikahan adalah komitmen seumur hidup yang harus dijalani dengan segala risiko yang ada di dalamnya. Menikah merupakan keputusan yang besar di dalam hidup. 

Bagi sebagian orang, bagaimana kita memilih pasangan akan menentukan 50% dari keberhasilan pernikahan nantinya. Sehingga kita perlu mengenal diri sendiri dengan lebih baik untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan dalam mencari pasangan.

Dari banyaknya berita yang muncul di berbagai media tentang pernikahan public figure yang sedang dilanda masalah hingga berujung ke kegagalan pernikahan. 

Tak dapat dipungkiri hal itu juga dapat memengaruhi sudut pandang dan membentuk mindset kita akan sebuah pernikahan. Setiap orang pasti menginginkan menikah sekali seumur hidup dengan orang yang sama. 

Tapi, lagi-lagi momok akan pernikahan yang buruk masih membayangi dan bahkan menjadikan suatu trauma akan komitmen pernikahan. Kondisi seperti ini disebut dengan istilah gamophobia.

Lantas, apakah gamophobia bisa disembuhkan? Ya, bisa. Jika kita ada tekad untuk sembuh dan berusaha keluar dari lingkaran ketakutan tersebut.

Melansir dari VOI.id berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gamophobia. 

1. Mencari sumber rasa takut

Yang pertama kali dilakukan adalah mencari sumber rasa takut. "Apa yang membuatmu takut untuk menikah?", tanyakan hal-hal semacam itu pada diri sendiri sampai kamu menemukan penyebab dari rasa takutmu.

Banyak hal bermunculan yang berpotensi menjadi penyebab phobia yang satu ini. Misalnya, trauma masa lalu seperti perceraian orang tua atau hubungan percintaan yang tidak berjalan dengan baik sampai kondisi finansial yang belum stabil maupun faktor eksternal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun