Mohon tunggu...
Kadek RianSaputra
Kadek RianSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Hai! saya adalah salah satu mahahsiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha, memiliki hobi menggambar dan menonton anime.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Tak Perlu Bayar: Eksplorasi Kota Malang Gratis dengan MACITO

1 April 2024   14:40 Diperbarui: 1 April 2024   14:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kelompok Gajayana

Pada Sabtu, 9 Maret 2024, tim Gajayana mengadakan perjalanan eksplorasi yang memikat ke dalam keindahan dan sejarah Kota Malang melalui tur wisata kendaraan Malang City Tour. Di kesempatan yang penuh antusiasme ini, kami memutuskan untuk menjelajahi beberapa ikon Kota Malang yang menawan. Terletak di Jawa Timur, kota ini memang mempesona dengan daya tariknya yang unik bagi pengunjung. Selain terkenal sebagai kota pendidikan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang juga diberkahi dengan keindahan alam yang menakjubkan, dikelilingi oleh pegunungan yang memukau. Namun, kecantikan alamnya bukanlah satu-satunya hal yang menarik perhatian; sejarah dan kekayaan budaya kota ini juga memikat banyak orang.

Kami menelusuri beragam rute MACITO yang memperkenalkan kami pada sejumlah ikon kota, mengawali perjalanan kami dari Alun-Alun Tugu Malang. Di sinilah, sebuah simbol kekuasaan kolonial Belanda, yang dirasmikan oleh Presiden Soekarno, menonjol dengan monumen berbentuk bambu runcing yang kini menjadi lambang perlawanan rakyat Indonesia. Langkah kami kemudian meluncur ke Balai Kota Malang, sebuah bangunan bersejarah yang dirancang oleh HF Horn dengan tema "Voor de Burgers van Malang" (untuk warga Malang). Bangunan ini menjadi saksi bisu perkembangan kota dari masa lalu hingga saat ini.

Perjalanan kami melanjutkan ke Simpang Rajabali, tempat yang dirancang oleh Thomas Karsten, yang dulunya dikenal dengan toko emas dan kafe buku Cafe Lafayette. Simpang ini juga menjadi simbol gerbang yang mengarah ke Gunung Kawi. Selanjutnya, kami menjelajahi Kawasan Kayutangan Heritage, sebuah tempat di Malang yang menarik perhatian dengan kekayaan sejarah perdagangan dan arsitektur Eropa, yang mencerminkan kejayaan kota pada masa lalu.

Perjalanan kami tidak lengkap tanpa mengunjungi Gereja Kayu Tangan, yang merupakan gereja Katolik tertua di Kota Malang dan kini menjadi salah satu cagar budaya penting. Dari satu ikon ke ikon berikutnya, setiap sudut kota ini menceritakan kisah yang mengesankan dan membius, memperkaya pengalaman kami dalam memahami kekayaan sejarah dan budaya Kota Malang.

Di sepanjang rute ini, kami menemukan banyak lagi ikon-ikon menarik yang melengkapi pengalaman eksplorasi kami di Kota Malang. Memang, Kota Malang bukan sekadar destinasi wisata alam yang memukau; di dalamnya terdapat kekayaan sejarah dan budaya yang mengundang untuk dieksplorasi lebih dalam lagi. Lewat rute MACITO dan cerita-cerita sejarah yang menyertainya, para pengunjung dibawa untuk lebih memahami pesona Kota Malang yang begitu memikat dan berwarna.

Perjalanan naik MACITO adalah pengalaman tak terlupakan bagi kami, terutama dengan fasilitas yang nyaman yang disediakan untuk berkeliling kota sambil menikmati panorama yang menakjubkan. Cuaca dingin dan rintik-rintik hujan yang menyertai perjalanan kami hanya menambah keindahan dan estetika kota ini. Dalam setiap sudut dan cerita yang kami temui, Kota Malang menghadirkan pengalaman yang memukau dan menginspirasi, membuat setiap detik perjalanan menjadi berkesan dan berharga.

Setelah petualangan mengelilingi Kota Malang berakhir, walaupun baju kami basah kuyup oleh rintik-rintik hujan, tim Gajayana pulang dengan hati yang dipenuhi oleh kenangan tak terlupakan dari perjalanan kami. Dalam cuaca hujan yang seakan menjadi teman setia, kami menemukan keindahan yang tersembunyi di balik setiap tetes air yang turun dari langit.

Sambil membawa cerita-cerita indah dari setiap sudut kota yang kami eksplorasi, kami juga tidak bisa melupakan fakta menyenangkan bahwa naik MACITO tidak dipungut biaya alias gratis. Ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk menikmati pesona Kota Malang tanpa harus khawatir tentang biaya tambahan. Dengan pengalaman yang kami dapatkan, tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi memperoleh kesempatan eksplorasi dan petualangan yang menyenangkan tanpa harus mengeluarkan uang. Dan dengan itu, kami pulang dengan perasaan puas dan penuh kebahagiaan setelah hari yang penuh dengan petualangan, bahkan di bawah guyuran hujan.

Dokumentasi Kelompok Gajayana
Dokumentasi Kelompok Gajayana

Selain menyuguhkan petualangan yang mengasyikkan di Kota Malang, pengalaman menggunakan MACITO juga dirancang untuk menjadi serba mudah bagi para pengunjung. Langkah-langkah pemesanan tiket online melalui aplikasi MACITO yang tersedia di Playstore sangatlah sederhana.

Setelah mengunduh dan menginstal aplikasi, langkah pertama adalah mendaftar dengan mengisi identitas, seperti nomor ponsel, Nomor Induk Kependudukan, dan email. Proses registrasi akan disertai dengan pemberian kode OTP untuk memastikan keabsahan pendaftaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun