Cerita di balik program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diberikan kepada anak sekolah saya mulai dari pengalaman pribadi anak saya sendiri. Sejak bulan Agustus lalu, ia yang kini duduk di kelas 6 di salah satu sekolah negeri di Kelurahan Wua-Wua, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menerima dan menikmati langsung manfaat MBG. Di tengah banyaknya informasi mengenai kasus keracunan makanan MBG yang hampir setiap saat diberitakan dalam berita onlie, salah satunya informasi dari laman compass.com yang berdasrakan data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), jumlah kasus keracunan akibat menu MBG mencapai 5.360 kasus per 14 September 2025, dan meningkat menjadi 6.452 kasus per 21 September 2025. Angka ini tentu mengejutkan, karena hanya dalam sepekan ada tambahan lebih dari seribu kasus. Data ini tentu mengkhawatirkan dan seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah, sekaligus bahan evaluasi mendalam bagi pengelola, khususnya Kepala Dapur SPPG MBG, agar lebih waspada dalam menjaga kualitas dan keamanan makanan.
Meski demikian, dari sisi pengalaman anak saya, MBG memberi manfaat langsung. Anak saya selalu merasa senang menerimanya, meskipun sudah sarapan di rumah. Katanya, makanan yang disajikan enak, sesekali ada nasi goreng, ada susu, ada buah, dan lauk bergizi seperti daging ayam hampir selalu tersedia. Bahkan ketika saya bertanya bagaimana jika program ini dihentikan, ia dengan tegas menjawab, "janganlah, ini sangat bagus untuk kami anak sekolah, kan tidak harus jajan lagi katanya. Meskipun uang jajan rutin saya berikan. Jawaban polos dan jujur itu menunjukkan betapa program ini benar-benar dirasakan dan dibutuhkan oleh anak-anak.
Berdasarkan pengalaman tersebut, saya percaya MBG memiliki manfaat besar bagi tumbuh kembang generasi penerus bangsa. Jika di beberapa daerah muncul persoalan, tentu perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan. Namun, tolok ukur keberhasilan program ini sesungguhnya adalah suara mereka yang menerima dan merasakan langsung manfaatnya salah satunya anak saya. Oleh karena itu, mari kita tetap mendukung MBG sebagai investasi gizi dan pendidikan bagi anak-anak, seraya mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan pengawasan dan kualitasnya. Dengan begitu, MBG benar-benar bisa menjadi bekal penting bagi generasi yang kelak melanjutkan pembangunan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI