Di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pujer di Bondowoso, suasana sore hari sering terdengar meriah dengan lantunan irama hadrah yang dipadu tepukan rebana. Kelompok siswa pecinta seni Islami ini rutin berlatih di aula sekolah usai kegiatan belajar mengajar. Meski berawal dari hobi, kini hadrah menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang paling diminati. Kelompok hadrah sekolah tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk menyalurkan minat seni musik Islami, tetapi juga sebagai sarana pembinaan akhlak dan kebersamaan. Para siswa yang tergabung dalam kelompok ini belajar disiplin melalui jadwal latihan yang teratur. Mereka juga melatih rasa tanggung jawab karena setiap anggota memegang peranan penting dalam menciptakan harmonisasi suara dan tabuhan rebana.
Selain itu, keberadaan kelompok hadrah memberikan manfaat besar bagi sekolah. Setiap kali ada acara peringatan hari besar Islam, penyambutan tamu penting, atau kegiatan sekolah lainnya, kelompok hadrah selalu tampil mengisi acara dengan penuh semangat. Hal ini tidak hanya meningkatkan suasana khidmat dan meriah, tetapi juga mengharumkan nama sekolah di masyarakat. Seorang guru pembina hadrah mengatakan, "Kegiatan hadrah ini bukan sekadar hiburan. Di balik setiap tabuhan rebana ada nilai-nilai religius, kekompakan, dan tanggung jawab yang sedang dibangun dalam diri siswa."
Kesempatan ini membuat siswa belajar berinteraksi dengan masyarakat luas dan menjadi duta seni Islami yang membanggakan. Dari sekadar hobi, hadrah berkembang menjadi wadah pembinaan karakter dan promosi sekolah. Suara rebana yang berpadu dengan syair-syair Islami bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi simbol harmoni, kebersamaan, dan identitas sekolah yang religius sekaligus kreatif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI