Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Natal yang Semakin Kehilangan Maknanya

21 Desember 2011   10:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 4557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang senang dengan akhir tahun. Yah….Bulan Desember adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Selain merupakan bulan terakhir dalam kalender tahunan, bulan Desember bagi sebagian orang itu berarti bulan datangnya liburan panjang, bonus dari pekerjaan alias THR, bulan untuk berbelanja besar-besaran karena ada pesta diskon besar-besaran untuk bersiap-siap menikmati tahun baru dan juga perayaannya. Namun bagi sebagian umat nasrani seperti saya juga, bulan ini berarti bulan istimewa, karena di bulan ini terdapat hari Natal, hari kelahiran Isa Al-Masih, Sang Juru Selamat.

Seperti yang kita ketahui hari Natal yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember merupakan hari besar bagi seluruh umat kristiani. Saya pun mencari arti natal yang sesungguhnya.  Mencari arti kata natal akhirnya saya menemukan arti natal  yang berasal dari bahasa Latin, yang artinya “lahir”.  Yang dimaksud di sini adalah kelahiran Isa Al-Masih.  Walaupun Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa bahwa Isa Al-Masih dilahirkan di bulan Desember, akan tetapi seluruh umat Kristiani merayakan Natal pada tanggal 25 Desember.

Sebenarnya tanggal 25 Desember yang ditetapkan sebagai hari Natal itu merupakan perayaan hari kelahiran Dewa Matahari di Roma sekitar abad ketiga. Hari itu dirayakan oleh orang-orang kafir dan juga orang-orang Kristiani keturunan yang belum bertobat dan percaya. Para pemimpin gereja pada saat itu melihat perayaan tersebut dan mengarahkan festival penyembahan Dewa Matahari tersebut, menjadi perayaan “Matahari Kebenaran” yaitu Isa Al-Masih. Injil memberi gelar “Matahari Kebenaran” kepada Isa Al-Masih, karena Dia datang membawa terang ke dunia ini.  Kaisar Roma pada saat itu, Kaisar Konstantin meresmikan perayaan Dewa Matahari menjadi “Matahari Kebenaran”. Sejak saat itu, Natal dirayakan oleh umat seluruh dunia pada setiap tanggal 25 Desember.

Oke, itu hanya sedikit sejarah tentang perayaan natal. Saya akan menulis tentang makna natal yang sudah kehilangan maknanya. Masih teringat dengan jelas ketika pertama kalinya orangtua membelikan pohon natal yang kecil dan kami hias bersama-sama.  Saya senang sekali dengan adanya pohon natal di rumah walau tidak mengerti mengapa harus ada pohon tersebut dalam perayaan hari natal. Pokoknya natal harus ada pohon natal dan kado-kado di bawahnya

Waktu berlalu dan sekarang saya memahami mengapa ada pohon natal, mengapa ada sinterklas beserta pit hitam dan kendaraannya, mengapa ada acara tuker kado, mengapa ada penyalaan lilin dalam perayaan natal dan mengapa-mengapa lainnya. Semua itu tinggal tanya mbah google saja. Ada jawabannya.

Yang saya maksudkan dengan natal yang kehilangan maknanya adalah perayaan natal yang dilakukan dengan penuh pesta pora tanpa tahu arti natal yang sesungguhnya. Sering kali saya melihat dan mengikuti perayaan Natal dengan perayaan yang besar-besaran dengan pesta makan yang meriah. Panitia Natal gereja berani mengeluarkan uang banyak untuk jor-joran belanja pernak-pernik natal dan konsumsi yang wah bagi jemaat yang datang. Yah..Gereja berlomba-lomba untuk membuat acara yang mewah dengan iming-iming hadiah besar untuk menarik jemaat datang ke perayaan. Makanya tidak heran kalau sekarang anak-anak lebih suka dengan Sinterklas yang membawa hadiah untuk anak-anak daripada Yesus yang membawa diriNya untuk mereka.

Makna natal hilang karena kelahiran Isa Al-masih yang lahir secara sederhana itu dirayakan secara tidak sederhana. Kelahiran Isa Al-Masih sekitar 2000 tahun yang lalu yang  merupakan perwujudan cinta kasih-NYA kepada manusia menjadi tidak penting karena perayaan natal yang jor-joran lebih penting dari itu. Makanya tidak heran kalau ada panitia natal yang ribut gara-gara hal ini. Merayakan hari lahir Juruselamat dengan keributan antar jemaat menjadi biasa.

Makna natal yang sesungguhnya adalah masa dimana keselamatan tiba, dimana Tuhan lahir menjadi bayi di Betlehem untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Tuhan yang semakin buruk oleh karena kesesatan manusia..  Natal merupakan hadiah dari Tuhan yang paling besar dan wujud nyata Kasih Tuhan bagi manusia. Natal seharusnya dirayakan dengan mengucap syukur buat hidup yang dibri sambil melihat keadaan sekitar sambil bertindak untuk memberi warna bagi kehidupan manusia seperti Nabi Isa yang datang memberi warna bagi kehidupan manusia.

Semoga natal tahun ini bagi umat yang merayakannya menjadi natal berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biar kasih yang sejati dalam perayaan natal bisa dirasakan umat dan dipancarkan dalam kehidupan sehari-hari. Selamat merayakan natal. Shalom….

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun