Mohon tunggu...
Ilham Abdullah Sidiq
Ilham Abdullah Sidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Inspirasi Perjalanan Hidup Ir. Soekarno

11 November 2021   11:10 Diperbarui: 11 November 2021   11:19 9519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ir. Soekarno ketika berpidato di depan ribuan masa, Sumber: nationalgeographic.id

Ir. Soekarno atau sering dipanggil Bung Karno merupakan salah satu tokoh besar pendiri bangsa Indonesia dan pahlawan nasional Indonesia. Rakyat Indonesia banyak menyebutnya sebagai "Bapak Proklamator" karena ia lah yang paling berjasa dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Di masa sekarang tidak banyak anak muda yang mengetahui perjalanan hidup Bung Karno mulai dari lahir hingga wafat. Oleh sebab itu disini penulis akan memaparkan perjalanan hidup Bung Karno serta perjuangannya dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Bung Karno lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901, tepatnya di Jalan Peneleh Gang Pandean IV, Nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Terdapat versi lain terkait tempat lahir Bung Karno, yaitu ada yang menyebutkan beliau lahir di Blitar, Jawa Timur, namun dilansir dari buku "Soekarno Penyambung Lidah Rakyat", beliau sendiri yang menyebutkan lahir di Surabaya. Bung Karno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Ayah Bung Karno merupakan keturunan bangsawan kelas priyayi dan ibunya dari keluarga Brahmana. Namun, meski terlahir dari keluarga yang terpandang, kehidupan beliau di masa kecil dapat dikatakan cukup memprihatinkan. Bung Karno kecil sering sakit-sakitan, ia terkena penyakit malaria disentri, dan penyakit lainnya. Pada saat itu banyak orang jawa yang meyakini bahwa penggantian nama anak akan mengubah nasib menjadi lebih baik. Oleh sebab itu karena ayah beliau menyukai kisah pewayangan maka nama beliau di ubah menjadi Soekarno. Nama tersebut terdiri dari dua kata yaitu soe dan karno. Kata soe berasal dari ejaan lama yang dibaca su berarti paling baik, sedangkan karno berasal dari tokoh pewayangan bernama Karna yang merupakan sosok  kesatria dan memiliki keteguhan hati dalam membela kelompoknya.

 Semasa kecil Soekarno hidup dalam keluarga yang serba pas-pasan, ayahnya yang berprofesi sebagai guru hanya memiliki penghasilan per bulan sebesar 25 rupiah, sedangkan ia tinggal disebuah rumah sewa seharga 15 rupiah pada saat itu. Jangankan untuk memberi hadiah atau makan besar, untuk makan sehari-hari pun beliau sering tidak makan nasi, karena ibunya tidak mampu membeli beras. Dari pada membeli beras keluarga Soekarno lebih sering makan jagung dan ubi kayu yang ditumbuk dengan makanan lain.

Meskipun hidup serba pas-pasan ayah Soekarno mendidik beliau dengan disiplin tinggi, ia selalu memperhatikan pendidikan anaknya tersebut. Soekarno memulai jenjang pendidikan sekolah dasar atau dulu disebut sekolah rakyat (SR) pada tahun 1907 di Tulungagung, Jawa Timur, disana ia tinggal bersama kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo. Satu tahun kemudian tepatnya pada tahun 1908 Soekarno pindah sekolah dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Selanjutnya pada tahun 1913 Soekarno melanjutkan pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS).

Setelah menempuh pendidikan dan lulus dari ELS, pada tahun 1916 beliau melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah lanjutan tingkat menengah yaitu Hoogere Burger School (HBS) di Surabaya. Di sinilah beliau bertemu dengan Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto yang merupakan salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam. Pada tahun 1921 Soekarno lulus dari HBS dan langsung melanjutkan pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoen (THS) yang sekarang lebih dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 1926 Soekarno lulus dari THS dan berhasil memperoleh gelar insinyur.

Di bandung ini lah Soekarno terinspirasi oleh perkumpulan terpelajar yang dipimpin oleh Dr. Soepomo bernama Indonesische Studie Club. Dan akhirnya pada tahun 1926 beliau mendirikan perkumpulan serupa bernama Algemene Studie Club. Perkumpulan ini lah yang menjadi cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927, sekaligus menjadi awal karir politik Soekarno.

Setelah aktif di PNI, dua tahun kemudian tepatnya pada tanggal 30 Desember 1929, ketika sedang mengadakan rapat umum bersama koleganya Soekarno ditangkap dan dipenjarakan oleh pihak belanda di penjara Banceuy, Bandung. Beliau dipenjara karena di tuduh melakukan makar kepada pemerintah Belanda. Di dalam penjara kehidupan Soekarno sangat mengerikan karena Banceuy merupakan penjara kelas bawah yang sempit dan kumuh, dan lebih parahnya ruang tersebut tidak memiliki jendela atau jeruji untuk melihat keluar. Ditengah situasi tersebut Soekarno masih berusaha untuk membuat pleidoi dalam kertas yang diperolehnya dari istrinya ketika mengungjunginya di penjara. Pledoi tersebut berisi tentang pembelaan beliau yang akan dibacakan dipersidangan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah melakukan persidangan beliau tetap divonis bersalah dan dijatuhi hukuman penjara, dan di tahun yang sama Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin untuk menjalani masa tahanan.

Soekarno bebas dari penjara pada tanggal 31 Desember 1931. Bukannya jera karena menderita didalam penjara, justru semangat beliau makin membara dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Soekarno terus berpidato dan memengaruhi massa dimana-mana tentang pentingnya persatuan untuk melawan penjajah. Alhasil pada tanggal 1 Agustus 1933 beliau kembali ditangkap oleh pemerintah belanda dan pada tahun 1934 diasingkan di pulau Ende, Flores, NTT. Empat tahun berselang pada tahun 1938 soekarno kembali diasingkan di Bengkulu hingga tahun 1942. Beliau benar-benar bebas ketika masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Pada tahun 1943 pemerintah jepang mulai menyadari pentingnya tokoh-tokoh pergerakan Indonesia untuk untuk mempengaruhi penduduk Indonesia dalam menjalankan propaganda Jepang. Pada tahun 1944 Jepang mulai terdesak dalam perang dunia II, alhasil pemerintah jepang mulai memberi janji kemerdekaan pada Indonesia untuk mendapat simpati dari rakyat Indonesia. Momen ini juga dijadikan tokoh-tokoh nasional untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia tak terkecuali dengan Ir. Soekarno. Pada tahun 1945 Soekarno mulai aktif merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan juga merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan sekaligus menjadi tanda dimulainya pemerintahan Indonesia.

Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno dan Mohammad Hatta dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden oleh PPKI dan dikukuhkan oleh KNIP. Setelah Indonesia merdeka, kemerdekaan tersebut belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, banyak pergejolakan yang dialami pada massa pemerintahan Soekarno-Hatta, mulai dari sekutu yang tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia hingga munculnya pemberontakan G30S/PKI. Banyak massa yang melakukan demonstrasi agar PKI dibubarkan, namun Ir. Soekarno menolalak karena beranggapan tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan nasional, agama, dan komunisme. Penolakan tersebut membuat posisi Ir. Soekarno dalam politik Indonesia melamah. dan akhirnya pada tanggal 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka. Surat tersebut menjadi tanda berakhirnya pemerintahan Soekarno.

Setelah tidak lagi menjadi presiden, kehidupan Soekarno amat menyedihkan ia dipenjara akibat tuduhan terlibat dalam pemberontakan G30S/PKI. Kemudian ia mulai terserang berbagai penyakit seperti penyakit jantung, ginjal, darah tinggi, katarak, dll. Pada akhirnya bapak proklamator Indonesia ini menghembuskan nafas terakhir pada tanggal Hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Beliau  disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan selanjutnya dimakamkan di Blitar, Jawa Timur berdekatan dengan makam ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Setelah itu pemerintah Indonesia menyatakan masa berkabung selama tujuh hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun