Ritual Adat Teti Rangga: Mengawali Renovasi Mbaru Gendang Bung Leko dengan Sakral dan Penuh Makna
Bulan, 5 Mei 2025 -- Sejak fajar menyingsing, warga adat Gendang Bung Leko di Dusun Bung, Desa Bulan, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, telah bersiap untuk melaksanakan salah satu ritual adat paling sakral dalam tradisi Manggarai: Adak Teti Rangga. Ritual ini merupakan langkah awal dalam proses renovasi rumah adat (mbaru gendang) dan menjadi momen penting dalam menjaga warisan budaya dan spiritual leluhur.
Gendang Bung Leko terdiri dari sejumlah rumpun keluarga adat yang disebut Panga, yaitu:
- Lejang: Rewas, Mangka Reo, Ngera, dan Ngesa
- Lenja: Reja, Nerang, Janti, dan Terak
- Wera: Ndelok, Angku, dan Entut
Selain itu, bergabung pula anak suku lainnya yang disebut Woe, yaitu: Nati, Ruteng Runtu, Nege, Cumbi, dan Mangge.
Sebagai pemangku hak warisan umum atau anak rona umum, disebut pula Sumber beka agu buar, adalah Anton Agur.
Ritual ini dipimpin secara khidmat oleh Sipri Kampur, selaku tua Gendang Bung Leko. Ia dibantu oleh Laurensius Kurut yang bertugas membagi dan mengatur pelaksanaan doa adat (Rahi) kepada masing-masing perwakilan panga. Dengan penuh bijaksana, beliau memberikan wewenang kepada setiap rumpun keluarga untuk menarasikan doa adat demi memohon restu Tuhan yang Maha Kuasa dan para leluhur, agar seluruh proses berlangsung secara terhormat dan patut.
Makna Spiritual Adak Teti Rangga
Ritual Teti Rangga bukan sekadar tradisi, melainkan wujud penghormatan mendalam terhadap leluhur dan nilai-nilai spiritual masyarakat Manggarai. Tujuan utama dari ritual ini adalah pemindahan sementara benda-benda pusaka warisan leluhur---seperti gong, gendang, koret, nggiling, kalus, lankar (langkar), keris, dan benda keramat lainnya---ke tempat yang telah disiapkan, sebelum rumah adat dibongkar untuk renovasi.
Dalam kepercayaan masyarakat adat, benda-benda pusaka ini diyakini memiliki roh penunggu (disebut wura dan ceki), sehingga pemindahan harus dilakukan secara adat melalui penyembelihan ayam jantan putih sebagai persembahan dan pengiring doa.
Susunan Acara Ritual
- Kari: Doa bersama dan persetujuan dari seluruh komponen keluarga adat yang hadir.
- Sanda Lima: Nyanyian adat oleh lima perwakilan keluarga, melambangkan lima pilar kehidupan masyarakat adat Manggarai:
- Mbaru bate kaeng (rumah tinggal)
- Natas bate labar (halaman upacara)
- Compang bate dari (altar pemujaan leluhur)
- Wae bate teku (air sebagai sumber kehidupan)
- Uma bate duat (ladang sebagai sumber pangan)
- Renggas: Pekik semangat persatuan dan tanda persetujuan bersama.
- Doa Persembahan Ayam oleh ata tudak (tokoh adat yang ditunjuk).
- Penyembelihan Ayam Putih sebagai persembahan kepada leluhur.
- Helang: Ritual pemberian sesajen di atas langkar atau mangko mese, berupa hati, limpa, dan potongan daging ayam yang diletakkan di atas daun pisang, serta kaki kiri dan sayap kiri ayam yang digantung.
- Pemindahan Benda Pusaka secara adat ke tempat sementara yang aman dan sudah disucikan.
- Ditempat pemindahan sementara benda pusaka tersebut juga dibuatkan ritual persembahan ayam jantan Cepang dan lanjutkan dengan helang.
Partisipasi Pemerintah