Mohon tunggu...
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla Mohon Tunggu... Diplomat - Wakil Presiden Indonesia

Wakil Presiden RI (2004-2009) & (2014-2019) Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Website : www.jusufkalla.info

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pemimpin, Perbankan, dan Keadilan Pembangunan Indonesia

16 September 2013   16:01 Diperbarui: 1 November 2018   13:46 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi/Admin (Shutterstock)

Apa yang terjadi di 2008 lalu? Apa yang tejadi 1998 lalu? Saya sering katakan, ini semua krisis moneter ditanggung oleh fiskal. Ini krisis perbankan ditanggung oleh rakyat! Krisis itu seperti sakit. Jauh lebih baik pengobatan yang alternatif daripada pengobatan yang salah. 

Ada terjadi kesalahan yang luar biasa pada 1998 yakni blanket guarantee. Semua orang dijamin. Karena itu kita rugi 600 trilliun padahal kalau tidak ada blanket guarantee kita hanya rugi 200 trilliun. 600 trilliun itu angka ‘98, kalau sekarang mungkin 3000 triliun. Pada 2008, saya bertarung bagaimanapun juga, pasang badan untuk presiden, jangan kasih blanket guarantee! Seluruh menteri ekonomi termasuk BI minta blanket guarantee, tapi saya tetap bilang, “Tidak ada blanket guarantee!” Dan Alhamdulillah karena itu kita selamat. Jangan sistem moneter itu dibayar oleh fiskal. 

Tanggung jawab Sebenarnya, apa masalah kita hari ini? Yakni kesalahan kita tiga tahun tidak menaikkan harga BBM. Bicara terus-bicara terus, diskusi diskusi terus, dikaji dikaji terus. Baru beberapa bulan lalu dinaikkan. Itu membuat bangsa ini terlanjur rugi 600 trilliun. Akibatnya kita impor terus BBM. Akhirnya terjadi defisit perdagangan. 

Jadi dimana yang harus kita perbaiki? Tak ada jalan lain kecuali menaikkan produktivitas, bukan konsumsi! Kita masih impor beras, ya tinggal naikkan produksi beras. Waktu 2008 lalu, kita masih impor beras, tapi dalam waktu tiga bulan saya buktikan kita bisa urus sehingga tidak impor beras. Kita bangun infrastrkturnya. Hanya dengan cara itu kita bisa bangkit. 

Saya katakan waktu itu, “Kantor pertanian ini adalah yang terbesar di Asia, kalau besok tak bisa swasembada, saya jual kantor ini buat beli bibit!” Jadi solusinya bukan dengan rekayasa moneter. Masalahnya kita impor terlalu banyak. Jadi seperti lain sakit lain diobati. Jadi krisis ini makin parah karena solusi yang salah. Indonesia itu negara yang mudah diatur. 

Tak ada sesuatu yang sulit sekali. Saya selau mengambil contoh, pada 2005, apa yang paling banyak kita subsidi? Minyak tanah. Mari kita stop minyak tanah, dan kita ganti gas. Hasilnya, dalam waktu tiga tahun sebanyak 56 juta keluarga ganti cara masaknya. India hanya bisa mengubah 500 ribu pertahun, kita bisa mengubah 16 juta pertahun. 

Caranya sederhana, yakni meyakinkan orang kalau ini lebih murah, lebih bersih dan lebih cepat masaknya. Tapi orang banyak yang tidak setuju. Ya kita paksa karena kita yakin. Setelah tahu manfaatnya, mereka mengikut. Itu semua hanya bisa dibuat oleh pemimpin yang bertanggung jawab. Kalau tak mau bertanggung jawab, jangan jadi pemimpin karena kerja anda hanya akan saling menyalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun