Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag. 1

24 Oktober 2010   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Geisha (Sumber Ilustrasi : http://konkiki.wordpress.com)

Okiya, Awal Musim Gugur 1860

"Duduklah tuan, mendekatlah"

“Heiko-san, jangan kau lanjutkan lagi!. Aku paham maksudmu, dan aku tak bisa melakukan itu!”

"Dua belas tahun Hideyori-san, tentunya bukanlah waktu yang singkat bagiku tuk sekedar mengharap peluk kekasihku"

"Heiko-san, Cukup!"


Dengan mata yang tajam lelaki itu menatapku dalam hening. Meskipun bukan sekedar tatapan itu yang kuinginkan

"Dua belas tahun, hanya tatapan itu saja yang tuan berikan, tatapan yang teramat tajam, melebihi ketajaman sebilah katana [1] yang oleh kalian para tuan ksatria agung-agungkan"

"Kumohon katakanlah, tuan! Apa karena aku seorang geisha?"

"Ya! karena kau adalah seorang geisha!, dan karena akulah yang menjadikanmu seorang geisha!"

Kembali keheningan itu menyambut akhir perjumpaanku dengan lelaki itu, lelaki itu pergi, seperti biasa, meninggalkanku dalam tangis, seperti biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun