Mohon tunggu...
Juru Martani
Juru Martani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@jurumartani.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Harga Beras Melambung Tinggi, Bukti Lemahnya Pengawasan Pemerintah

27 Februari 2015   12:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beras sebagai makanan pokok penduduk Indonesia sudah semestinya tersedia dalam pasokan yang cukup, mudah diperoleh dan tentu dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris, tentu kita memiliki potensi yang besar dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri khususnya beras, tanpa tergantung kepada produk import.

Selama ini, swasembada beras sesungguhnya telah mampu kita capai, namun apa yang terjadi dalam pekan-pekan terakhir di bulan ini, membuat hati kita bertanya-tanya. Harga beras yang melambung tinggi secara ektrim dalam kurun waktu beberapa hari saja, tentu membuat masyarakat kita merasa kurang nyaman, dan semakin was-was terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bagaimana tidak, harga beras mutu sedang yang banyak dikonsumsi masyarakat yang biasanya dijual dalam kisaran harga Rp. 9.000,-, kini melonjak tajam menjadi Rp. 12.000,- per Kg.

Sesungguhnya apa yang tengah terjadi hingga harga beras tersebut melambung begitu tinggi? Banyak kalangan berpendapat bahwa ini disebabkan faktor musim penghujan, yang menghambat proses produksi maupun distribusi beras dari daerah penghasil sampai kepada konsumen akhir. Adapula yang berspekulasi bahwa kenaikan harga beras akhir-akhir-akhir ini tak lepas dari ulah para mafia beras. Namun pendapat ini tampaknya terlalu prematur, dan terkesan melempar kesalahan untuk menutupi kelemahan sendiri.

Untuk mencari titik terang sejauh mana sebenarnya kondisi pasokan beras di tanah air dalam rangka memenuhi kebutuhan beras nasional, mari kita sedikit bermain data sekunder yang tersedia. Sesuai data dan informasi yang saya himpun, baik dari sumber data yang dikelola oleh BPS (Badan Pusat Statistik) maupun dari sumber informasi lainnya, maka dapat saya paparkan sebagai berikut:

Pemenuhan Kebutuhan Beras Dalam Negeri

Untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan beras nasional, maka kita perlu mengetahui berapa jumlah penduduk di Indonesia saat ini. Saya menemui kesulitan dalam mencari data resmi dari pemerintah, mengenai jumlah penduduk terkini, sebab BPS sebagai sumber data yang bisa dipertanggungjawabkan hanya menyediakan data lima tahunan sejak tahun 1971 s/d 2010.

Namun sebagai pendekatan, dapat kita gunakan asumsi rata-rata pertumbuhan penduduk lima tahunan dari data tersebut yakni sebesar 15 %. Bila jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 lalu adalah 237.641.326 jiwa, maka dapat diperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 273,306,187 jiwa.

Sedangkan tingkat konsumsi beras sesuai yang dirilis oleh BAPPENAS adalah sebesar 133 Kg/kapita per tahun. Maka dengan demikian jumlah konsumsi beras dalam negeri adalah sebesar 30,883,599 Ton per tahun.

Apakah pasokan beras yang tersedia telah mampu memenuhi?

Berdasarkan data statistik, hasil produksi tanaman padi dari seluruh propinsi di tanah air adalah sebesar 70,607,231 Ton per Tahun, yang mana sebagian besar (47 %) dihasilkan oleh lumbung-lumbung padi di pulau jawa yaitu sebesar 33,532,302 Ton per tahun.

Tingkat rendemen untuk meperoleh beras dari gabah yang diproses adalah sebesar 62,74 %. Dengan demikian pasokan beras nasional diperoleh 44.298.976 Ton per tahun, sedangkan kebutuhan beras nasional sesuai perhitungan diatas hanya sebesar 30,883,599 Ton per tahun. Artinya bahwa negara kita telah mampu melaksanakan swasembada beras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun