Mohon tunggu...
Suara Purwakarta
Suara Purwakarta Mohon Tunggu... Jurnalis Kemarin Sore

News, Citizens' Voice, Variety, Culture, History, Events, Crime

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Marwah Wanita: Pilar Kehormatan dan Martabat

15 April 2025   00:42 Diperbarui: 15 April 2025   00:42 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita pekerja keras.

Suara Purwakarta - Wanita adalah makhluk yang dimuliakan dalam banyak ajaran dan kebudayaan. Marwah wanita bukan hanya terletak pada keindahan fisiknya, tetapi lebih dalam pada kepribadian, akhlak, dan kemuliaan hatinya. 

Marwah adalah kehormatan, harga diri, dan martabat yang harus dijaga dengan penuh kesadaran.

Dalam peran apapun sebagai ibu, istri, anak, atau pemimpin  wanita memiliki kekuatan yang lembut namun tegas. Ia mampu menyentuh hati, membangun peradaban, sekaligus menjadi penopang di kala duka. 

Namun, di tengah arus zaman yang terus berubah, tak jarang marwah wanita diuji oleh pandangan sempit atau budaya yang merendahkan peran serta jati dirinya.

Menjaga marwah berarti menjaga batas, menjaga nilai, dan tidak mudah goyah oleh gemerlap dunia. Ia tahu kapan bersikap lembut dan kapan harus tegas. Ia menghargai dirinya, karena tahu bahwa dirinya berharga.

Lalu bagaimana jika ada laki-laki yang menyakiti wanita?

Itu bukan sekadar tindakan salah, tapi bentuk nyata dari pengkhianatan terhadap kemanusiaan. Seorang laki-laki sejati tidak akan melukai wanita, baik secara fisik, emosional, maupun batin. 

Karena mencintai dan menghormati wanita adalah wujud dari kedewasaan dan kemuliaan hati. Ketika seorang wanita disakiti, bukan hanya tubuh atau hatinya yang terluka, tapi marwahnya pun ternoda sesuatu yang seharusnya dijaga, bukan dihancurkan.

Menyakiti wanita adalah tanda lemahnya jiwa. Sebaliknya, laki-laki yang berjiwa besar akan menjadikan wanita sebagai pendamping yang dihormati, dilindungi, dan dibimbing, bukan dikendalikan atau disakiti.

Marwah wanita bukan sekadar simbol, tetapi cermin dari keteguhan dan kemuliaan. Ia tak perlu menanggalkan harga dirinya untuk diakui. Cukup dengan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri cerdas, beriman, dan berintegritas maka cahaya marwah itu akan tampak jelas, bahkan tanpa perlu kata-kata. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun