Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tukar Takdir, Dilema Penyitas dan Kritisi Peristiwa Kecelakaan Pesawat

8 Oktober 2025   23:20 Diperbarui: 8 Oktober 2025   23:20 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam Tukar Takdir: Chemistry Nichoalas Saputra dan Adhisty Zara-Foto: https://www.tix.id/tukar-takdir-selamat-yang-menjadi-beban

Bagaimana rasanya Anda menjadi satu-satunya yang selamat  dari sebuah kecelakaan pesawat terbang, hanya kareana kursi tempat duduknya tertukar dengan penumpang lain?  Apakah Anda bersyukur-meskipun Anda dihujat keluarga dari penumpang tertukar yag tewas- atau Anda menjadi beban yang akan dibawa seumur hidup hingga jadi suatu dilema, rasanya lebih buruk dari mati?

Dilema itulah yang dialami seorang ahli IT Instansi Perpajakan Rawa Budiarso (Nicholas Saputra) karena secara tak sengaja duduk di bangku 38 C yang harusnya ditempati Raldi (Teddy Syach), tetapi ketika hendak kembali ke kursi semula, Raldi menganggap tidak masalah.  Inilah yang menjadi konflik awal dari film "Tukar Takdir".

Mereka menumpang Pesawat Jakarta Airways 79 dari Palu tujuan Jakarta dan pesawat naas itu jatuh  hingga menimbulkan dua pertanyaan.

Pertama pertanyaan selalu diajukan pada setiap kecelakaan pesawat, mengapa pesawat itu sampai jatuh, kesalahan pilotkah? Kesalahan perawatan pesawatkah yang artinya maskapai yang bertanggungjawab atau sebab alam hingga bom yang dilakukan teroris.

Kedua, mengapa Rawa bisa selamat dan yang lain tidak, apa karena dia beruntung duduk di kursi 38 C dan berada di ekor pesawat atau memang takdir?(bagi yang tidak percaya Tuhan bilang keberuntungan saja).

Sebagai penyitas, Rawa selain mengalami trauma karena dia sekalipun setengah sadar melihat masih ada penumpang yang masih hidup, tetapi karena pertolongan terlambat akibat terkendala cuaca hanya dia sendiri yang lolos.

Rawa pun jadi orang penting, kesaksiannya dibutuhkan tim penyelidikan Komite Nasional Kesalamatan Transportasi (KNKT)  yang dipimpin Purwanto (Ariyo Wahab) dan penyelidik independen lain yang curiga ada yang tidak beres atas kecelakaan itu Patricia Turner (Hannah Alrasyid).

Selain itu dia juga menghadapi hujatan dari Dita (Marsya Timothy) karena seharusnya suaminya duduk di kursi itu? Hingga sepekulan Youtuber (Viola George) yang sempat menyebut pesawat itu dibom dan pelakunya mungkin Rawa.

Kehadiran cameo ini penting karena menjadi kritik betapa kacaunya negeri ini-juga sebetulnya terjadi di negara lain-suatu tragedi dibuat biasa karena pernyataannya dari para konten kreator, Youtuber atau TikTok yang kerap tanpa validasi.

Padahal kondisi fisik Rawa sudah babak belur, mandi juga tertatih-tatih  dan ditopang ibunya Shintha (Meriam Bellina) dan dia mau saja jalan ngesot untuk memenuhi keinginan Dita menemui Mukhsin (Ayez Kassar) yang kehilangan tiga anak, menantu dan cucunya yang tinggal di gang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun