Pada waktu awal tarif penumpang berdasarkan jarak yaitu 1 kilometer 30 sen untuk kelas satu, 20 sen untuk kelas dua dan 10 sen untuk kelas tiga (pribumi). Sementara jarak terjauh masing-masing 1,20 gulden, 80 sen dan 40 sen untuk kelas pribumi.
Baca: Stasiun Kereta Api Bogor Jawa Barat Abad ke 19 hingga ke 20 karya Rakan Amir Ilham dan Isman Pratama Nasution, dalam Jurnal Multikultura 3 Juli 2025.Â
Dengan demikian bahwa tiket berdasarkan jarak sudah dibangun dasarnya sejak masa Kolonial. Itu juga saya rasakan ketika masih duduk di bangku SMA. Â Setelah ke Bogor, saya diajak kawan-kawan ke Stasiun Gambir untuk menyaksikan Pameran Buku, Pameran Industri hingga Jakarta Fair pada 1985.
Saking strategisnya, siswa yang tinggal di Depok dimaklumi terlambat masuk sekolah setelah guru mengetahui kereta komuter ini bermasalah di tengah jalan.Â
Naik kereta api kommuter zaman saya remaja hingga 1990-an sangat menegangkan di jam sibuk ada yang naik di atap dan akhirnya tragedi kecelakaan kereta api  di Bintaro pada  19 Oktober 1987 dengan korban 139 orang meninggal dan 254 luka berat.
Perubahan demografi penduduk dan perkembangan jabodetabek memaksa kereta komuter ini sebagai transportasi paling murah, sekalipun  buruk. Saya pernah melihat sendiri gebrong sudah penuh, seorang anak muda menerjang masuk agar bisa dapat dapat tempat di jam sibuk. Â
Kereta komuter makin membaik pada 2010-an dan sejak 2017 menjadi Kereta Comuter Indonesia (KCI) bukan saja gerbongnya yang menjadi lebih nyaman bagi penumpang-tidak ada pedagang asongan yang hilir mudik dan keamanan lebih terjamin,  karena copet tidak leluasa, sementara  wajah stasiun dan prasarananya juga lebih kinclong. Jadi KCI sudah menghadirkan kemerdekaan bertransportasi.Â
Fungsinya tetap sama sebagai transportasi agar mobilitas lebih cepat dan murah. Para karyawan kantoran hingga dosen pun naik kereta komuter dan adanya Transjakarta yang terintegrasi dengan stasiun menambah nilai strategisnya, seperti di Stasiun Manggarai dan Stasiun Kota.
Tetapi saya merasa sebetulnya keberadaan Transjakarta menggantikan fungsi trem waktu zaman kolonial hingga 1960-an  untuk menghubungkan ke titik pemukimaan, perkantoran hingga pasar.
Namun KRL Commuter Line kini sudah lebih dari 90 stasiun menghubungkan atau tepatnya menghidupkan kembali jalur-jalur masa kolonial  dengan menambah titik stasiunnya tersebar di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang Selatan dan Tangerang, hingga berapa titik di Banten. Layanan mulai jam 3 pagi hingga 23.59.
Baca: Jakarta.Go.id Â