Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bagaimana Kalau Harimau Jawa Belum Punah Menurut Penelitian Baru?

3 April 2024   00:02 Diperbarui: 3 April 2024   00:03 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Seekor harimau mati ditembak di sebuah perkampungan di antara Bandung dan Garut, 1920. (Twitter @PotretLawas) Input sumber gambar/Solopost.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Harimau Jawa pernah tumbuh subur di pulau tersebut. Harimau merupakan subspesies dari Harimau Sumatera yang lebih terkenal.

Namun seiring manusia merambah wilayah mereka dan hanya menyisakan sedikit lahan untuk harimau, jumlah mereka mulai berkurang.

Setelah para petani mulai menembaki mereka karena membunuh ternak, mereka menghilang sama sekali.

Pada 2008, spesies ini dinyatakan punah. Dalam upaya baru ini, tim peneliti telah menemukan bukti bahwa deklarasi tersebut mungkin terlalu dini.

Selama beberapa dekade terakhir, terdapat laporan dari kalangan non-ilmuwan bahwa harimau masih hidup di Jawa.

Namun  ada yang menyatakan bahwa ternak telah dibunuh oleh satu atau lebih dari mereka. Namun penampakan tersebut belum dapat dikonfirmasi.

Dengan temuan anyar ini bisa jadi harimau tersebut tidak punah ketika diperkirakan dan anggota spesiesnya telah hidup di pulau tersebut.  Namun masih ada perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.

 Seekor harimau mati ditembak di sebuah perkampungan di antara Bandung dan Garut, 1920. (Twitter @PotretLawas) Input sumber gambar/Solopost.
 Seekor harimau mati ditembak di sebuah perkampungan di antara Bandung dan Garut, 1920. (Twitter @PotretLawas) Input sumber gambar/Solopost.

Kepala konservasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Satyawan Pudyatmoko mengapresiasi penelitian ini.

Dia mengatakan  ada beberapa langkah termasuk memasang kamera jebakan.  Pihaknya juga mengundang ahli genetika untuk membantu pihak berwenang melakukan penelitian dan pengujian lebih lanjut, dan mengumpulkan data masyarakat.

"Kalau misalnya terbukti masih ada, dipastikan menjadi satwa yang dilindungi. Kewajiban semua pihak, termasuk masyarakat, untuk ikut melestarikan populasinya," ujar Satyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun