Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Universitas Arizona Hadirkan Pabrik Mikro Daur Ulang Plastik, Bisakah Jadi Solusi?

10 Februari 2024   11:14 Diperbarui: 10 Februari 2024   11:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:  Universitas Arizona 

Universitas Arizona berkolaborasi dengan Kota Phoenix, Goodwill of Central and Northern Arizona, dan Hustle PHX meluncurkan Circular Plastics Microfactory atau pabik mikro daur ulang limbah plastik  pada 6 Februari 2024 sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik.

"Pabrik mikro" ini akan mendaur ulang  limbah plastik  kemudian membuatnya menjadi produk  plastik baru juga memberikan peluang kerja terampil dan menciptakan model bisnis kooperatif di Phoenix.

Wali Kota Phoenix Kate Gallego menyampaikan gagasan dari terobosan ini akan menyebar ke seluruh dunia.

Terletak di Pusat Operasi Ritel Goodwill di Phoenix, fasilitas ini akan mengambil sampah plastik yang telah dipilah dari Goodwill Arizona Tengah dan Utara. 

Fasilitas ini kemudian mengolah limbah plastik menjadi pelet, dan menggunakan pelet tersebut untuk membuat produk baru untuk dijual.


Dari limbah plastik, fasilitas membuat produk yang hampir tidak terbatas, termasuk skateboard, furnitur kemasan datar, kayu plastik.

Direktur senior Layanan Solusi Keberlanjutan Rob dan Melani Walton ASU di Global Futures Laboratory Alicia Marseille menyebutkan fasilitas ini merupakan pabrik mikro plastik pertama dari jenisnya.

"Ini adalah upaya pertama untuk melakukan seluruh proses di satu lokasi untuk mewujudkan ekonomi sirkular regional," kata Marseille kepada situs Universitas Arizona 6 Februari 2024

 Pabrik mikro merupakan kabar baik bagi perekonomian lokal dan lingkungan. Fasilitas ini akan mempekerjakan sekitar 10 orang dan diharapkan dapat menghemat hingga 550 ton plastik dari tempat pembuangan sampah per tahun.

Capaian ini lebih dari tiga kali berat Patung Liberty. Saat ini mereka sedang mencari kemitraan dan kolaborasi dan diharapkan akan terbuka untuk bisnis pada musim panas ini.

Direktur Julie Ann Wrigley Global Futures Laboratory dan wakil presiden dan wakil rektor masa depan global di ASU Peter Schlosser mengatakan Pabrik Mikro Plastik Melingkar (Circular Plastics Microfactory) adalah bagian dari misi Global Futures Laboratory.

"Fungsinya  yaitu merancang opsi untuk mempertahankan kelayakan huni global dan meningkatkan kesejahteraan semua kehidupan di planet yang sehat," kata Schlosser.

Dia menargetkan pabrik ini mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan sampah. Sebagai gantinya pihaknya akan memanfaatkannya kembali untuk solusi sirkular.

Pabrik mikro akan memberikan kehidupan baru pada plastik bekas dengan menggunakannya untuk membuat produk baru yang dijual dan digunakan kembali di masyarakat.

Hal ini disebut ekonomi sirkular dan merupakan strategi utama untuk mencegah sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah.

"Terobosan ini mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menghilangkan kebutuhan pengiriman plastik daur ulang ke fasilitas pemrosesan di tempat lain,"  ucap Schlosser.

Kota Phoenix mendanai proyek pabrik mikro ini karena mendukung proyek Zero Waste yang sedang berlangsung. Sasarannya  untuk mengalihkan 90% limbahnya dari tempat pembuangan sampah pada 2050, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.

Goodwill dari Arizona Tengah dan Utara, dengan keahlian operasional selama lebih dari 70 tahun, juga merupakan mitra alami dalam proyek ini.

Pusat Operasi Ritelnya di Phoenix akan menyediakan sumber plastik bekas yang dapat diandalkan untuk digunakan sebagai bahan baku di pabrik mikro.

Selain merawat barang koleksi plastik, Goodwill juga memilah dan menilai plastik tersebut sehingga pabrik mikro dapat memprosesnya lebih cepat.

Fasilitas tersebut saat ini mampu memproses plastik tipe 2 dan 5 (seperti mainan dan kemasan makanan). Namun fasilitas ini juga bisa  diperluas hingga mencakup tipe 1 dan 4 (seperti botol air dan tas belanja) di masa depan.

Terobosan yang dilakukan Universitas Arizona memang patut diapresiasi. Sekalipun masih jadi tanda tanya apakah daur ulang  merupakan solusi yang sempurna mengatasi sampah plastik.

Lebih Menakutkan Mikroplastik

Peneliti utama dari Universitas Strathclyde di Glasgow, Skotlandia Erina Brown pada Mei 2023 mengingatkan meningkatkan daur ulang plastik mungkin tampak seperti cara logis untuk mengubah sampah menjadi sumber daya.

Penelitian terbaru menunjukkan daur ulang plastik menimbulkan risiko tersendiri terhadap lingkungan dan kesehatan. Salah satu risikonya ialah tingginya tingkat mikroplastik dan racun berbahaya yang dihasilkan oleh proses daur ulang yang dapat membahayakan manusia, hewan, dan lingkungan.

"Sejujurnya, kami menemukan jumlah yang cukup menakutkan," kata Brown seperti dilansir France24. 

Pusat daur ulang Inggris tempat Brown menggunakan air dalam jumlah besar, sesuai praktik umum dalam industri daur ulang. Penggunaan air ini  untuk menyortir, mencabik-cabik, dan memisahkan plastik sebelum digabungkan dan diubah menjadi pelet untuk dijual kembali.

Penelitiannya menguji laju mikroplastik -- partikel plastik berukuran hingga 5 mm -- yang dilepaskan ke dalam air melalui proses tersebut.

Hasilnya menunjukkan 75 miliar partikel per meter kubik di air cucian. Sekitar 6 persen dari seluruh plastik yang masuk ke fasilitas tersebut kemudian dilepaskan ke dalam air sebagai mikroplastik, bahkan dengan sistem penyaringan.

Para ilmuwan masih meneliti kemungkinan risiko mikroplastik terhadap kesehatan manusia. Mereka memperkirakan mikroplastik membawa organisme penyebab penyakit berisiko menjadi vektor penyakit.  Penyakit ini terbawa dari banyak partikel plastik yang dihasilkan dari proses daur ulang dari tempat limbah berasal.

"Air yang digunakan di pusat daur ulang di seluruh dunia sering kali melewati fasilitas pengolahan limbah, yang "tidak dirancang untuk menyaring mikroplastik sebesar ini", kata Brown.

Mikroplastik yang terperangkap dalam lumpur limbah sering kali secara tidak sengaja diaplikasikan ke ladang sebagai pupuk. Pada sisi lain mikroplastik yang tertinggal di air yang telah diolah akan masuk ke sungai lokal dan berakhir lebih jauh. 

Sebuah penelitian yang dirilis pada Maret 2023  menunjukkan mikroplastik dari sungai-sungai di Eropa telah menyebar ke laut Arktik.

Plastik dibuat dengan 13.000 bahan kimia, menurut laporan PBB pada Mei 2023.  Dari jumlah itu sebanyak 3.200 di antaranya memiliki "sifat berbahaya" yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan.

Masih banyak lagi yang belum pernah diteliti dan mungkin juga beracun, menurut laporan dari Greenpeace.

Penasihat ilmiah dan teknis di Jaringan Penghapusan Polutan Internasional (IPEN). "Karena tidak ada transparansi di pasar Therese Karlsson mengungkapkan hanya sebagian kecil dari bahan kimia tersebut yang diatur secara global.

"Masyarakat tidak mungkin mengetahui plastik mana yang mengandung bahan kimia beracun dan mana yang tidak," kata Karlsson.

Risiko bahan kimia ini meningkat pada plastik daur ulang, karena produk dengan komposisi yang tidak diketahui dipanaskan dan dicampur menjadi satu.

"Hasilnya adalah produk yang sama sekali tidak dikenal dan diperkenalkan kembali ke pasar," pungkas Karlsson.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun