Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menanti Gagasan Ketiga Cawapres Soal Emisi Karbon, Sampah Plastik dan Deforestasi

21 Januari 2024   11:34 Diperbarui: 21 Januari 2024   18:43 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Mahasiswa Unip terkait lingkungan-Foto: Dokumentasi Ecoton

Debat Cawapres pada Minggu 21 Januari 2024  bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, serta Masyarakat Adat dan Desa adalah tema yang saya tunggu dan juga kemungkinan ditunggu kawan-kawan yang konsen pada lingkungan hidup.

Saya sepakat dengan mahasiswa Universitas PGRI Adhibuana (Unipa) Surabaya melakukan rembug lingkungan di Kantor Ecoton di Desa Wringinanom Gresik, Jawa Timur pada 20 Januari 2024  bahwa pemimpin Indonesia mendatang mempunyai terobosan untuk  menggantikan bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang tidak menimbulkan emisi karbon atau bahasa lain energi terbarukan.

Emisi Karbon Sudah Gawat

Layanan Perubahan Iklim Copernicus di Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa menyebutkan tahun 2023 secara resmi merupakan tahun terpanas. Para peneliti mengatakan bahwa 2024 bisa menjadi lebih buruk lagi.

Wakil direktur Layanan Perubahan Iklim Copernicus Samantha Burgess menyampaikan suhu global pada Januari 2024, khususnya di lautan, jauh di atas rata-rata sepanjang tahun.


Pola cuaca El Nio yang sedang berlangsung -- di mana air hangat mengalir ke Samudera Pasifik tropis bagian timur -- juga memasuki tahun kedua, saat dimana hal ini biasanya meningkatkan pemanasan global.

"Faktor-faktor ini dan lainnya menunjukkan bahwa pada  2024 kita akan mengalami dampak cuaca dan iklim yang lebih ekstrem dibandingkan tahun 2023, karena manusia terus melepaskan gas rumah kaca yang memerangkap panas ke atmosfer," ujar Burgess seperti dikutip Nature .

Suhu permukaan rata-rata global pada  2023 adalah 1,34--1,54 C di atas rata-rata pada tahun 1850--1900 -- periode 'pra-industri' sebelum aktivitas manusia mencapai puncaknya.

Kantor Met, layanan cuaca nasional Inggris yang berbasis di Exeter, memperkirakan bahwa, pada 2024, ada kemungkinan besar suhu permukaan rata-rata global akan melewati angka 1,5 C.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ekstrem pada  2023, kata Burgess. Salah satu di antaranya  gas rumah kaca yang dilepaskan manusia ke atmosfer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun