Mohon tunggu...
Jurusan Keperawatan Polkesdo
Jurusan Keperawatan Polkesdo Mohon Tunggu... Keperawatan

Institusi Jurusan Keperawatan Polkesdo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Peningkatan Asupan Protein Balita Melalui Olahan Ikan, Upaya Mencegah Stunting di Desa Bojonegoro Kabupaten Minahasa Selatan"

29 September 2025   11:24 Diperbarui: 29 September 2025   11:24 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Bojonegoro Minahasa Selatan

Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia dan memerlukan perhatian berbagai pihak. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis ini bukan hanya memengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga berdampak jangka panjang terhadap perkembangan kognitif, daya tahan tubuh, serta kualitas sumber daya manusia di masa depan. Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, termasuk wilayah yang menghadapi tantangan serupa. Faktor penyebabnya tidak tunggal: pola konsumsi keluarga yang kurang beragam, keterbatasan akses protein hewani, minimnya pengetahuan gizi pada calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta kebiasaan makan yang belum seimbang. Pencegahan stunting tidak cukup hanya dengan pemantauan kesehatan, melainkan membutuhkan intervensi nyata di tingkat rumah tangga yang menggabungkan edukasi gizi, keterampilan pengolahan pangan, dan pemberdayaan ekonomi.

Menjawab tantangan tersebut, Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Manado melaksanakan kegiatan pelatihan inovatif yang memanfaatkan sumber daya lokal sebagai solusi gizi. Pada 28 Mei 2025, tim yang diketuai Rudolf Boyke Purba dengan anggota Olga Paruntu, Irza N. Ranti, dan Joice M. Laoh, bersama mahasiswa, datang ke Desa Bojonegoro, Kecamatan Maesaan, Kabupaten Minahasa Selatan. Mereka menggandeng ibu-ibu PKK sebagai peserta utama karena kelompok ini memegang peranan penting dalam pemenuhan gizi keluarga. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Plt. Hukum Tua Felma Felty Legi, menunjukkan dukungan pemerintah desa terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat.

Program ini dirancang dengan pendekatan terintegrasi yang memadukan penyuluhan gizi dan pelatihan keterampilan pengolahan pangan. Penyuluhan menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang, khususnya protein hewani, sejak masa pranikah hingga balita. Tim dosen menjelaskan bahwa stunting dapat dicegah sejak dini melalui konsumsi pangan bergizi dan beragam, serta pentingnya memperhatikan kecukupan protein sebagai salah satu zat gizi utama yang berperan dalam pertumbuhan optimal anak. Tidak hanya teori, tim juga menawarkan solusi praktis melalui diversifikasi pangan dengan memanfaatkan potensi ikan lokal. Selama ini, nugget dan bakso umumnya terbuat dari daging ayam. Dalam pelatihan ini, bahan dasar diganti menjadi ikan, khususnya tuna, yang mudah diperoleh di daerah pesisir dan memiliki kandungan protein tinggi.

Pelatihan berjalan interaktif. Ibu-ibu PKK mengikuti demonstrasi pembuatan nugget ikan, bakso ikan, dan kerupuk ikan. Setiap tahap---mulai dari pemilihan ikan segar, pengolahan bumbu, teknik pencampuran, hingga proses pengemasan sederhana---dijelaskan dengan rinci. Mahasiswa yang mendampingi turut membantu memastikan peserta memahami langkah-langkah yang dapat mereka praktikkan di rumah. Setelah melihat demonstrasi, peserta mempraktikkan sendiri cara mengolah ikan menjadi produk bergizi. Suasana penuh antusiasme terlihat ketika anak-anak balita yang hadir ikut menikmati hasil masakan, membuktikan bahwa menu ini dapat diterima lidah anak-anak sekaligus menjadi alternatif asupan protein hewani yang disukai.

Dampak kegiatan ini diharapkan meluas ke berbagai aspek. Pertama, dari sisi gizi keluarga, keterampilan mengolah ikan menjadi makanan yang digemari anak memungkinkan peningkatan konsumsi protein secara rutin, membantu mencegah stunting. Kedua, dari sisi ekonomi, produk seperti nugget dan bakso ikan memiliki nilai jual yang menjanjikan. Ibu-ibu PKK yang terampil dapat mengembangkan usaha rumahan, menambah pendapatan, dan memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga. Ketiga, dari sisi kearifan lokal, program ini memanfaatkan hasil tangkapan nelayan setempat sehingga mendukung perekonomian desa dan mengurangi ketergantungan pada produk pabrikan. Keempat, dari sisi ketahanan pangan, pemanfaatan bahan baku lokal memastikan keluarga dapat memproduksi pangan bergizi secara mandiri tanpa tergantung fluktuasi harga pasar.

Selain manfaat langsung, kegiatan ini juga menjadi contoh penerapan teknologi fortifikasi dan modifikasi pangan skala rumah tangga. Teknik sederhana seperti penambahan tepung kaya protein dan pengemasan higienis meningkatkan nilai gizi dan nilai ekonomi produk. Pendekatan semacam ini terbukti efektif karena tidak memerlukan investasi besar namun mudah diadopsi oleh masyarakat. Beberapa peserta menyampaikan testimoni bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru. Sebelumnya mereka hanya memasak ikan dengan cara digoreng atau dijadikan sup. Kini mereka memiliki alternatif menu yang lebih menarik dan bernilai jual. Bahkan ada peserta yang langsung merencanakan penjualan produk olahan ikan di pasar desa.

Manfaat lain dirasakan mahasiswa yang terlibat. Mereka memperoleh pengalaman langsung dalam pengabdian masyarakat, mulai dari komunikasi lintas budaya hingga penerapan ilmu gizi dan teknologi pangan. Kolaborasi ini menegaskan bahwa pencegahan stunting membutuhkan sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat. Kehadiran mahasiswa juga memberi energi muda yang menambah semangat peserta.

Program pelatihan ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia menurunkan angka stunting di bawah 14 persen, sebagaimana dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Intervensi berbasis komunitas seperti yang dilakukan Poltekkes Manado melengkapi program nasional seperti pemberian makanan tambahan di posyandu dan pemantauan pertumbuhan balita. Selain itu, kegiatan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) terutama pada poin "Zero Hunger" dan "Good Health and Well-Being," karena menekankan ketersediaan pangan bergizi, ketahanan pangan lokal, serta kesehatan ibu dan anak.

Agar manfaatnya berkelanjutan, langkah lanjutan yang disarankan antara lain monitoring pertumbuhan balita oleh puskesmas dan pemerintah desa, pelatihan variasi produk seperti abon atau sosis ikan, pembentukan koperasi usaha untuk memasarkan produk secara kolektif, dan kemitraan dengan nelayan lokal untuk memastikan pasokan bahan baku. Dengan cara ini, ibu-ibu PKK dapat terus mengembangkan keterampilan sekaligus menjaga kualitas produk, sementara nelayan memperoleh pasar yang lebih stabil.

Program pengabdian masyarakat di Desa Bojonegoro ini membuktikan bahwa edukasi gizi yang dipadukan dengan pemberdayaan ekonomi merupakan strategi efektif menekan stunting. Inovasi sederhana---mengganti bahan nugget dan bakso dari ayam ke ikan---tidak hanya memberikan menu bergizi tinggi bagi anak-anak, tetapi juga membuka peluang usaha yang meningkatkan kesejahteraan keluarga. Upaya ini menunjukkan bahwa solusi pencegahan stunting dapat dimulai dari dapur rumah tangga dengan pemanfaatan potensi lokal, tanpa memerlukan biaya besar. Kolaborasi institusi pendidikan kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan generasi sehat dan cerdas. Dengan semangat gotong royong dan pemanfaatan sumber daya lokal, cita-cita mewujudkan anak-anak Indonesia yang bebas stunting dan memiliki kualitas hidup lebih baik bukanlah hal yang mustahil.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun