Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Financial

Fintech, Berburu Pengguna dengan Promo dan Sekuritas

6 Desember 2019   10:43 Diperbarui: 6 Desember 2019   11:17 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: iStock (istockphoto.com)

Masyarakat informasi yang kehidupan sehari-harinya sudah familiar dengan pelibatan teknologi dalam aktivitasnya. Persoalan mencari lokasi sudah ada peta online dari Google bernama Google Maps. Kebutuhan mendapatkan transportasi pun semakin mudah. Sudah ada kayanan transportasi online dari beberapa perusahaan seperti Gojek dan Grab, sebelumnya bahkan kita mengenal Uber. 

Kemudahan dalam aktivitas dengan basis teknologi modern tidak hanya mencakup pada transportasi,  komunikasi dan informasi saja. Kini kita mulai akrab dengan metode pembayaran cashless alias non tunai.

Sebenarnya kita sudah cukup lama mengenal metode ini, misalnya dengan metode kartu kredit atau kartu debit, itu pun merupakan metode non tunai.

Namun teknologi yang semakin maju juga merambah ke transaksi finansial. Non tunai tidak hanya seputar gesek kartu saja sekarang ini, tapi dengan metode pembayaran elektronik lainnya. 

Masyarakat kini tengah bergerak maju ke arah metode pembayaran dengan beberapa layanan teknologi finansial atau fintech (financial technology) seperti Gopay dan Ovo. Bank Indonesia mencatat setidaknya ada 58 fintech terdaftar.

Kerja sama fintech dengan berbagai merchant dan berbagai promo yang ditawarkan dilakukan untuk mendapatkan pengguna menggunakan layanan fintech tersebut. Masifnya penggunaan fintech akan membuat transaksi finansial dengan metode konvensional menjadi menurun, namun tidak berarti akan hilang. 

Namun, di balik ramainya promo yang ditawarkan oleh penyedia fintech tersebut ada dana besar yang harus perusahaan keluarkan untuk mendanai promo yang kita nikmati itu. Persaingan antar penyedia fintech membuat perusahaan harus terus berpikir agar tidak kehilangan pemakainya (membentuk loyalitas). Tidak jarang ada perusahaan yang bankrut. 

Ovo adalah salah satu contoh kasus terbaru. Layanan fintech dari Lippo Group ini dikenal ramai dengan banjir promonya. Namun, dana yang dikeluarkan oleh Lippo Group pun sangat besar untuk membiayainya.

Kabarnya saham di Ovo sebesar 70% akan dilepas oleh Lippo Group karena merasa kewalahan dan berat harus membakar uang untuk mendanai promo-promo yang dikeluarkan oleh Ovo sebagai strategi menggait pengguna baru dan mempertahankan pengguna lama. Dari hal ini kita tentu menyadari bahwa fintech sama seperti bisnis lainnya, selalu ada bentuk kompetisi yang ketat. 

Selain menawarkan berbagai promo, fintech juga berkompetisi dengan menyediakan layanan yang aman (financial transaction security). Tentunya penyedia fintech menyadari bahwa hal ini juga penting dalam mendapatkan pengguna baru dan mempertahankan pengguna lama.

Hal ini karena masyarakat sempat menurun kepercayaannya kepada fintech karena isu sekuritas transaksi yang meragukan, bahkan bisa mengalami pencurian saldo. Berbagai sistem keamanan transaksi dan pengaman saldo dikembangkan oleh penyedia fintech. 

Menggait pengguna bukan lagi soal menggoda dengan promo, tapi bagaimana kita mampu untuk memberikan rasa aman dalam bertransaksi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun