4. Berpikir positif
Melihat permasalahan dari sisi positifnya, dan membuang sisi negatifnya sehingga akan memunculkan emosi positif lebih banyak daripada emosi negative. Dalam agama islam, hal ini disebut dengan husnudzon, dan husnudzon merupakan salah satu bagian dari ibadah yang baik.
5. EmpatiÂ
Membiasakan empati dengan peka dan turut merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Sehingga turut menyalurkan emosi positif atas emosi negative yang dialami oleh orang lain. Jika kita hanya ingin mengetahui masalah yang dialami yang orang lain, itu hanya sebatas simpati. Tapi jika kita memahami dengan turut merasakan seperti yang ia rasakan menurut sudut pandang dia, itulah empati.
6. Menerima dan menguasai emosi kita
Emosi yang ada dalam diri kita seharusnya dihadapi sesuai dengan kemampuan diri kita masing-masing. Kita tidak selalu bertemu dengan hal-hal yang kita sukai dalam hidup kita, kita tidak bisa memilih untuk selalu ingin bertemu dengan peristiwa menyenangkan sesuai dengan yang kita inginkan. Jika kita bertemu dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, akan berpotensi membakar emosi kita, maka dari itu kita perlu menyesuaikan diri, mudah memberi maaf dan bersyukur serta bersabar
7. Menguatkan diri
Emosi takut sering muncul jika bertemu dengan hal-hal mistis, salah satu cara menguatkan diri adalah membaca ayat kursi untuk kaum muslim. Ketakutan ketika akan melakukan presentasi dikurangi dengan menguatkan diri untuk tetap menghadapi. Kita dapat mengatasi emosi negative dengan menguatkan diri kita sendiri.
Selain itu ada 3 tips sederhana untuk mengendalikan emosi kita yaitu jangan menghukum diri sendiri, ikhlaskan hal yang sudah terjadi serta ambil hikmah dari setiap masalah.
Mampu mengendalikan dan mengatasi emosi berarti kita sudah cerdas secara emosional. Emosi tidak perlu dihindari dan ditakuti, karena emosi yang memberi warna dalam setiap kehidupan kita.
Â
Referensi:
Yahdinil Firda Nadhiroh. 2015. Pengendalian Emosi (Kajian Religio-Psikologis Tentang Psikologi Manusia. Jurnal Saintifika Islamica. Vol. 2 No. 1