Bens Leo meninggal pada 29 November 2021, jam sekitar 08:24 di Jakarta karena sakit, Benedictus Hadi Utomo yang lebih dikenal dan akrab dipanggil sebagai Bens Leo, merupakan salah satu jurnalis yang terkenal dan diakui di bidang musik di Indonesia,
Bens Leo adalah sosok literasi penggiat yang aktif menyuarakan STOP ANTI BAJAK HAK KARYA INTELTUAL pada bidangnya,
Bens Leo dengan tegas dan sangat pantang lantang dan menentang yang namanya kejahatan pembajakan di dalam karya dunia musik,
Karena bagi seorang Bens Leo, masalah ini tidak hanya merugikan perusahaan rekaman ataupun juga merugikan negara, akan tetapi juga amat sangat merugi di antara sesama profesi musisi,
Hal ini ditegaskannya karena pada masa itu maraknya pelanggaran atau pembajakan karya-karya hak cipta yang juga dipicu oleh menurunnya hasil penjualan karya musik dalam bentuk fisik, baik berupa kaset pita, dan atau maupun kepingan kaser CD,
Hal tersebut juga masih masih marak membajak karya hak cipta, yang di share atau dipublikasikan di media sosial seperti paling cukup banyak itu lagu-lagu di youtube, tanpa ada persetujuan dari pihak pemiliknya, dan hal ini sungguh kasihan karena mempublikasi tanpa HAKI dan royaliti,
Bens Leo juga pengamat literasi musik dan entertainment Indonesia, karena seorang Bens Leo juga termasuk anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia (AMI),
Bens Leo juga di kenal di Indonesia sebagai salah seorang pencari bakat dan juga produser musik, sebagai produser musik di mana Bens Leo juga telah berhasil memproduksi album perdana Kahitna yang berjudul Cerita Cinta di tahun 1993,
Bens Leo ini, juga pernah menjabat sebagai pemegang tampuk kepemimpinan Redaksi Majalah Remaja Anita Cemerlang yang berisi mengisahkan cerita pendek (cerpen) dan gaya hidup, hobi, dan karier,
Berawal dari karier yang gagal dalam seleksi pendidikan AKABRI, akibat terlambat mendaftar masuk studi penerbang di Curug,
Memang hal ini tantangan kehidupan seorang jejak karier Bens Leo yang pada waktu itu juga  merasa berat untuk meminta uang kuliah dari Ibunda tercintanya yang sudah single parent itu kasihan sekali hidupnya,
Akhirnya timbul ide Bens Leo yang berkemauan untuk mewawancarai Koes Plus, Tonny Koeswoyo dengan peralatan track recorder yang ala apa adanya,
Kemudian Bens Leo mendapat keberuntungan atas wawancara yang diterima, Tonny dengan rendah hati mau melayani permintaannya itu,
Artikel yang dibuat dari hasil wawancara tersebut Bens Leo kirimkan ke salah satu Berita Yudha Sport dan Film,
Kemudian hasilnyapun, dalam kurun waktu sepekan setelah itu, tulisannya yang berjudul 'Sejarah Koes Bersaudara' dimuat sebagai headline di koran berlebel popularitas di Indonesia pada masa itu.
Lalu kemudian Bens Leo direkrut untuk menulis wacana di rubrik Seni Budaya, mengetahui hal ini oleh Tonny Koeswoyo terus selanjutnya Tonny Koeswoyo memberinya secarik memo catatan,
Cayatan  yang mereferensikannya untuk dapat hadir dalam ivent kegiatan musikal yang setelah acaranya itu berlangsung untuk mewawancarai Panbers,
Disinilah kariernya Bens Leo yang terus melejit, dalam hasil wawancaranya dengan Panbers dikirimkan ke Aktuil,
Dan dari Aktuil inilah ia mendapat nama akrab alias Bens Leo, kariernya terus menanjak di Rasela, Gipsy, Barong's Band, juga meliput tentang berita Festival Lagu-Lagu Pop di Indonesia,
Jadi di tahun 1974, Bens Leo mulai mendapat penunjukan langsung publik figur sebagai anggota Dewan Juri Festival Lagu Pop Indonesia yang sampainya iru langsung di World Popular Song Festival di Tokyo, Jepang,
Lalu tahun 1976, Bens Leo diundang atas nama pribadi AKTUIL, pada masa itu Bens Leo juga menjadi sebagai salah satu pewarta musik dan juga termasuk satu-satunya Wartawan Populer yang meliput berita Musik Indonesia dan pada akhirnya Bens Leo juga ikut ke acara spektakuler World Popular Song Festival di kota Tokyo, Jepang tahun1976,
30-11-2021. Penulis. Junirullah
