Waktu kosong seringkali menjadi ruang yang kosong pula jika tidak diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.Â
Namun, bagi saya, waktu kosong bukanlah waktu yang sia-sia. Saya mengisinya dengan kegiatan yang menyenangkan, menantang, dan penuh kebersamaan yaitu memancing belut. Sebuah kegiatan sederhana, namun menyimpan banyak cerita dan pengalaman tak terlupakan.
Persiapan dan Keberangkatan
Suatu hari, saya dan tiga orang teman saya Jeffry, Warman, dan Oktavianus sepakat untuk memancing belut di sawah.Â
Kami berangkat pagi-pagi sekali, tepat pukul 08.00 WIB, dengan semangat dan perlengkapan yang sudah kami siapkan: tali nilon, kail, umpan, sarung tangan, plastik, jerigen, serta makanan dan minuman untuk bekal.Â
Perjalanan dari rumah menuju lokasi memakan waktu sekitar 20--25 menit. Suasana pagi itu cukup bersahabat, matahari belum terlalu terik dan angin sepoi-sepoi menambah semangat kami.
Momen Menemukan Lubang Pertama
Begitu sampai di sawah, saya langsung mulai mencari lubang belut. Lubang pertama ternyata kosong, tapi di lubang kedua saya berhasil mendapatkan belut pertama saya ukurannya cukup besar dan tentu sangat menggembirakan.Â
Teman-teman saya pun mulai mendapatkan hasil tangkapan mereka satu per satu. Ada lubang yang berisi, ada juga yang kosong, namun semangat kami tidak surut sedikit pun.
Dari pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB, kami berhasil menangkap banyak belut. Saya mendapatkan 25 ekor, Jeffry 20 ekor, Warman 21 ekor, dan Oktavianus 24 ekor. Kami sangat bersyukur atas hasil yang melimpah tersebut.