Mohon tunggu...
June Rodhian Dharmariana
June Rodhian Dharmariana Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Tempat Praktek RSUD Sidoarjo dan Mutiara Cita Hati Sidoarjo.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Aku, Internet, dan Kesehatan Mentalku

11 Oktober 2020   13:17 Diperbarui: 11 Oktober 2020   13:28 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidak setuju dengan penjelasan dokter, klien bahkan menangis dan memohon dokter mengulang pemeriksaan padanya. Sekali lagi, klien merasa kecewa dengan penjelasan yang dokter-dokter tersebut katakan padanya.

“Saya benar-benar merasakan nyeri, tidak nyaman. Tapi kenapa tidak satupun dokter mengetahuinya? Ini tidak masuk akal.”

Hampir setiap waktu, klien terus melakukan pencarian untuk memastikan kondisi apa (penyakit) yang sedang dialaminya. Klien terus meyakini bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja dan pasti sedang mengidap penyakit serius.

Klien menceritakan bahwa ada satu waktu dirinya menghindar dari teman-temannya dan tengah ‘mempersiapkan kematiannya’. Klien mengatakan selepas dari melakukan pemeriksaan di salah satu rumah sakit, klien terus meminta ayahnya mengirimkan biaya tambahan guna dapat mengulang pemeriksaan di tempat lain.

Klien mengatakan dirinya menghabiskan biaya yang cukup besar untuk bergiliran datang ke laboraturium, rumah sakit serta tempat praktek pribadi dokter. Klien bahkan berani meninggalkan jadwal kuliah dan kegiatan akademik lainnya untuk mendatangi pusat layanan kesehatan dan mendapatkan diagnosis yang tepat sesuai dengan keyakinannya.

Kesehatan Mental dan Internet
Pengalaman salah satu klien terkait kondisinya menggambarkan bahwa terdapat hubungan sebab-akibat antara kondisi mental dengan internet. Perkembangan teknologi sangat mempermudah manusia beraktivitas. Mulai dari sediaan peralatan canggih hingga penyedia informasi.

Manusia dapat mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif singkat tanpa melakukan banyak hal. Semua dapat dilakukan dan didapatkan dalam satu genggaman tangan. Akan tetapi, teknologi tidak selamanya memberikan dampak positif. 

Ratnaya (2011) menyebutkan bahwa terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan teknologi antara lain manusia akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk memanfaatkan teknologi (menonton televisi, bermain handphone, dan lain-lain), berkurangnya interaksi sosial, terjadinya cybercrime, semakin mudahnya penyebaran pornografi, kekerasan, dan lain-lain, munculnya masalah atau gangguan mental seperti kecemasan dan depresi, serta penurunan kepuasan dan kualitas hidup (Özgür, 2016).

Berdasarkan penjelasan di atas, kondisi mental klien yang terus-menerus mencari informasi terkait dengan keluhan fisik yang dimiliki dan meyakini sedang mengidap suatu penyakit parah disebut dengan illness anxiety disorder (disebut hipokondriasis di DSM-IV). Fenomena ini erat kaitannya dengan self-diagnose yang akhir-akhir ini menjadi kebiasaan masyarakat kita dengan hanya bermodalkan informasi dari internet. 

Pengalaman klien RJ menggambarkan bahwa peran internet adalah crucial factor yang memperparah kondisi mentalnya. Kesamaan karakteristik keluhan dan informasi dari internet memperkuat keyakinan RJ bahwa dirinya sedang memiliki penyakit parah. Informasi ini pula yang menjadi modal RJ meragukan atau sanksi dengan penjelasan dokter mengenai kondisinya.

Apa itu Illness Anxiety Disorder?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun