Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kesehatan Vs Ekonomi, Mana Lebih Penting?

4 Maret 2021   10:52 Diperbarui: 29 Maret 2021   14:15 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penanganan pasien Covid 19 (Sumber: shutterstock.com via money.kompas.com)

Upaya memisahkan ekonomi sebagai sistem yang terpisah dengan hukumnya sendiri telah memutuskan kaitan organik dan mensubordinatkan masyarakat dan alam ke dalam ekonomi. Tidak pernah dalam sejarah suatu sistem sosial terpisah atau menjadi subordinat ekonomi. 

Ekonomi manusia selalu tertanam dalam masyarakat dan alam. Ketertanaman berarti bahwa ekonomi tidak pernah otonom, malahan cenderung sebagai subordinat dari politik dan masalah sosial lainnya.

Nah, apabila ekonomi itu tertanam dalam kehidupan, berarti tidak bisa lagi kita memisahkan mana yang lebih penting, kesehatan atau ekonomi, karena keduanya berada dalam bangunan yang sama di kehidupan manusia sehari-hari. Lalu kenapa kesannya dipisahkan? 

David Harvey, seorang ekonom dan ilmuwan geografi, mengatakan bahwa pembangunan yang digerakkan oleh kinerja kapitalisme, telah membawa aksi pelakunya untuk berlari cepat mengejar keuntungan dan pertumbuhan yang berlipat ganda. 

Berkembangnya teknologi internet dan transportasi telah semakin mempercepat gerak arus modal ke berbagai penjuru dunia. Akibatnya, ekonomi seolah terlepas dari dimensi kehidupan lainnya termasuk dimensi etis, yang bahkan dipisahkan keluar dari bangunan ekonomi.

Dalam kondisi pandemi saat ini, pemisahan itu menjadi semakin problematik karena kemampuan masyarakat dalam melakukan penyesuaian atas berbagai perubahan tidak setara akibat struktur sosial yang berbeda. Contoh sederhana yang dapat kita lihat misalnya aturan "menjaga jarak" untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. 

Aturan itu baik dan tidak menjadi masalah untuk sebagian kelompok masyarakat, tetapi menjadi sulit diterapkan pada masyarakat yang tinggal di wilayah padat dan area miskin.

Demikian pula kebijakan pendidikan melalui daring yang memang harus ditempuh dalam kondisi pandemi. Namun untuk sebagian masyarakat, terutama di kalangan miskin, ketidaktersediaan perangkat internet, fasilitas komputer, hingga ketiadaan telpon genggam, menjadi sebuah masalah besar.

Dengan demikian, kesehatan dan ekonomi harus saling tertanam dalam satu jalinan tatanan masyarakat. Pertanyaannya kemudian bukanlah, "Mana yang lebih penting antara kesehatan dan ekonomi?", tetapi menjadi, "Bagaimana masalah ekonomi dan kesehatan bisa diatasi bersama, sehingga kepentingan masyarakat terlindungi?" 

Di sinilah pentingnya kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah memainkan peranan. Kebijakan ekonomi perlu menyeimbangkan kepentingan dari kelompok masyarakat yang kaya, menengah, pengusaha, pekerja, hingga masyarakat miskin. 

Upaya melindungi masyarakat yang berada di kelompok kurang beruntung perlu menjadi prioritas karena dampak pandemi menyangkut pada urusan hidup mati mereka. Dalam kondisi seperti ini, ekonomi tidak bisa diserahkan kepada kekuatan pasar dan kepentingan pemilik modal semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun