Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Lulus MIT, tapi Pilih "Jualan" Sepatu

26 Maret 2014   04:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13957562922078313943

Karena itulah, menurutnya, Karyamitra berusaha mempertahankan hubungan baik dengan para pemasok bahan baku. Saat ini pasokan bahan baku kulit Karyamitra ada yang dari pemasok lokal, yakni PT Rajawali Tanjungsari (Jawa Timur), PT Sayung Adhimukti (Jawa Tengah), PT Budi Makmur (Yogyakarta), dan perusahaan dari Cianjur. Sementara sisanya masih ada yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan produksi.

Kendala lain bagi industri sepatu di tanah air adalah kurangnya industri pendukung, seperti pembuat hak sepatu, sol sepatu, dan sebagainya. Karyamitra masih menghadapi kesulitan memperoleh SDM yang mengerti perkulitan. Untuk memperkuat riset dan pengembangan di perusahaannya, Pak Ali merekrut lulusan Akademi Teknik Kulit Yogyakarta. Namun jumlah mahasiswa akademi tersebut dalam 10 tahun terakhir ini semakin menurun prestasinya. Pak Ali pun merancang program beasiswa bagi mahasiswa ATK berprestasi yang dijamin dapat bekerja di perusahaannya.

Kini, PT Karyamitra telah memiliki karyawan lebih dari 5 ribu orang. Sebagian besar karyawannya adalah kaum perempuan. Nah, selain memperluas kesempatan kerja, juga mengangkat peranan ekonomi kaum perempuan. Saat saya tanya, apakah ia tidak menyesal keluar dari industri pesawat di luar negeri, yang tentunya menjanjikan uang dan kenyamanan hidup, Pak Ali berkata, ia tak pernah menyesal.

Katanya, “Hidup ini bagi saya yang terpenting adalah memberi manfaat bagi orang banyak. Di Pasuruan ini, saya bisa memberi pekerjaan pada ribuan orang. Kalau bekerja di luar negeri, manfaatnya hanya buat saya saja. Jadi saya memilih yang pertama”.

Bagi saya, pak Ali ini juga adalah seorang nasionalis. Upayanya memilih jalur sepatu khusus untuk ekspor, menunjukkan semangat nasionalismenya untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia global melalui produk-produknya.

Semoga semakin banyak pengusaha yang memiliki idealisme dan semangat seperti Pak Ali Tanuwidjaja dan PT Karyamitranya. Pada gilirannya nanti, produk-produk Indonesia akan mampu menembus pasar global.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun