Panik, takut, cemas luar biasa saat ini, melanda umat manusia di dunia. Setelah wabah virus corona (COVID-19) yang mengancam nyawa manusia muncul di Wuhan, China pada Desember lalu dan menyebar di berbagai penjuru benua kecuali benua antar tika.
Berbagai alasan masuk akal yang membuat kebanyakan orang panik, takut dan cemas atas munculnya Corona Virus ini. Kesatu, Covid-19, bisa menyebar dengan cepat dan menimbulkan gejala yang bisa berujung pada kematian atau meninggal dunia, bila tidak ditangani dengan cepat, tepat dan benar (Info kasus bisa kita saksikan di berbagai siaran TV maupun Media cetak/ Online).
Kedua, banyak kabar yang menyebutkan, belum ada anti virus atau vaksin untuk virus ini dan seranganya tak pandang bulu baik rakyat maupun pejabat atau pemimpin negara bila bersentuhan dengan mereka yang positif.
Dampak lain yang dibawa virus ini bukan hanya kesehatan, mungkin juga mengancam perekonomian negara dan kuasa pemimpin sekalipun.
Belum lagi berkembang cerita warga tanah air, khusus di Kota Baubau dan sekitarnya di Wilayah Prov. Sultra akan kenaikan harga dan kelangkaan beras, minyak goreng Sembako, di beberapa pasar megancam kelaparan atau tidak terjangkau daya beli warga.
Padahal pemerintah sedang mencanangkan kerja di rumah, hindari kerumanan, jaga jarak, Isolasi diri dalam waktu dua pekan! toh masih adakah yang memanfaatkan dengan menimbun sembako dan menaikan harga untuk keuntungan di tengah wabah saat ini?
Benar atau tidak? Kelangkaan dan melonjaknya harga bahan yang diceritakan warga, perlu direspon dengan kejelasan tindakan dan kepastian di lapangan melalui razia pasar dan Gudang distributor serta persiapan stok beras bulog oleh pihak terkait yang memiliki kewenangan, untuk memberikan kepastian Informasi dari Aparatur Negara baik di Pusat dan Daerah kepada warga agar tidak membuat ketakutan dan kecemasan yang berlebihan akibat Covic- 19 dan ancaman kelaparan, itu justru merugikan. sebab, bisa menimbulkan risiko sosial dan kejiwaan yang bisa hadir tanpa disadari.
Menurut penulis, kecemasan manusia akan virus itu, cukup sampai disini. Kepastian kebutuhan warga akan ancaman nyata seperti gambaran diatas yang ditimbulkan oleh virus ini, juga perlu di perhatikan pemimpin di Negeri ini.
Kita pingin keluar dari wabah maka gunakan sisi baik; gotong royong kita melawan bersama wabah ini dengan mengikuti petunjuk Pemerintah, Ahli, MUI, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat sembari berdoa dan memberi dukungan pada para dokter, perawat agar kuat dan sehat serta amanah dalam penanganan pasien.
Sebaiknya, kita semua segenap elemen bangsa Indonesia, memulai peningkatkan kewaspadaan dan rasa syukur serta budaya bersih untuk memicu serangkaian peristiwa positif yang kita sadari atau tidak.