Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Senyum Itu Ibadah, Maka Tersenyumlah

27 Juni 2015   00:43 Diperbarui: 27 Juni 2015   01:18 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: J. Haryadi

Pernahkah Anda bertemu seorang sahabat, tetapi mendapat sambutan yang kurang hangat? Sahabat tersebut menyambut Anda dengan wajah masam, terkesan dingin dan kurang bersahabat. Padahal maksud kedatangan Anda hanya sekedar untuk menjalin tali silaturahim, bukan untuk keperluan lain. Jika Anda mengalami hal tersebut, Saya yakin Anda akan merasa kecewa.

Mungkin saja Anda datang ke rumahnya dalam waktu yang tidak tepat. Bisa saja sahabat Anda tersebut sedang ada sesuatu masalah yang cukup serius, sehingga untuk tersenyum saja terasa berat. Meskipun dirinya sedang ada masalah, tidak sepantasnya bermuka masam terhadap tamu yang mengunjunginya. Padahal tersenyum itu perbuatan yang mulia, bernilai ibadah dan sangat dianjurkan Islam dalam menjalin pergaulan sehari-hari.

Senyum adalah sedekah

Dalam ajaran Islam, sebuah senyuman terhadap orang lain yang dilakukan seseorang secara ikhlas dapat bernilai sedekah.  Senyum bisa membuat hati orang yang memandangnya menjadi senang. Itulah sebabnya senyum termasuk bagian dari ibadah yang paling murah dan mudah dilakukan. Namun sayangnya masih ada juga orang yang sulit untuk tersenyum.

Nabi Muhammad SAW menganjurkan manusia untuk selalu bersedekah setiap hari, yaitu mulai terbitnya sang surya sampai terbenamnya matahari. Salah seorang sahabat Rasulullah yang tidak memiliki apa-apa untuk disedekahkan bertanya kepada Beliau,  "Jika Kami ingin bersedekah, namun Kami tidak memiliki apa pun, lalu apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?".

Kemudian Rasulullah SAW menjawab, "Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah." (H.R. Tirmizi dan Abu Dzar).

Sesungguhnya semua orang bisa dengan mudah tersenyum, tetapi pengaruh kondisi fisik atau mental seseorang bisa menyebabkannya sulit untuk tersenyum. Orang yang memiliki cacad fisik, misalnya ada kelainan pada wajahnya bisa saja sulit tersenyum. Begitu juga orang yang berwajah manis, sehat secara fisik, tetapi sulit untuk tersenyum karena hatinya yang busuk dan pikirannya penuh dengan prasangka negatif.

Sennyum banyak Manfaatnya

Mengapa kita diajurkan untuk sering tersenyum? Tentu saja karena banyak sekali manfaatnya. Senyum mampu membuat pikiran kita menjadi rileks dan terhindar dari stress. Dengan tersenyum maka kita akan disukai banyak orang, sehingga lebih mudah mempunyai banyak teman dan mendatangkan rezeki.

Secara medis, senyuman mampu membuat seseorang bertambah sehat. Senyum lebih menyehatkan otot wajah dibandingkan cemberut.  Menurut pakar kesehatan, diperlukan 43 otot untuk cemberut, sedangkan untuk tersenyum hanya diperlukan 17 otot. Pendapat lainnya mengatakan diperlukan 62 otot untuk cemberut dan hanya 26 otot untuk tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun