Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelukis Gimbal Kembali Beraksi

7 Juli 2014   04:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:13 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberian Hadiah Lukisan dari Pelukis Bahar Malaka ke Walikota Cimahi dan Ketua DPRD Kota Cimahi (Sumber foto: Bubun Munawar)

Oleh : J. Haryadi

Membuat kejutan pada sebuah momen penting merupakan salah satu ciri khas pelukis berambut gimbal yang pernah bermukim di Madinah, Arab Saudi ini. Oleh karena itu tidak aneh kalau pada Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-13 Kota Cimahi beberapa waktu yang lalu dirinya kembali melakukan aksi kejutan. Kali ini Bahar Malaka, memberikan kado istimewa yaitu masing-masing berupa sepotong lukisan kepada Walikota Bandung, Atty Suharti dan kepada Ketua DPRD Kota Cimahi,  Ajang Rahman.

Kejadian yang berlangsung pada Sabtu (21/06/2014) di pendopo gedung DPRD Kota Cimahi tersebut dilaksanakan usai gelar Rapat Paripurna Istimewa DPRD dalam rangka Memperingati Hari Jadi ke-13 Kota Cimahi. Peristiwa ini merupakan sejarah, karena sejak Kota Cimahi  berdiri, baru pertama kali ini Walikota dan Ketua DPRD menerima kado ulang tahun dari warganya.

[caption id="attachment_346615" align="aligncenter" width="500" caption="Penyerahan lukisan dari bahar Malaka ke Walikota Cimahi dan Ketua DPRD Kota Cimahi (Sumber foto: Inilah.com)"]

1404655553913665038
1404655553913665038
[/caption]

Ide memberikan kado lukisan ini sebenarnya terinspirasi karena Kota Cimahi telah dinyatakan sebagai Kota Kreatif. Sebagai salah seorang warga Kota Cimahi, saya merasa tertantang untuk selalu berkreasi dengan menciptakan berbagai lukisan yang indah dan mengandung makna filosofis. Pemberian hadiah ini sekaligus merupakan ajakan Saya kepada para creator untuk terus berkarya sesuai dengan kapasitasnya demi mendukung Cimahi sebagai kota kreatif,” ujar Bahar menjelaskan.

Kado di hari istimewa  ini menjadi unik dan menarik karena berupa potongan lukisan. Jika dipadukan, keduanya akan menciptakan sebuah gambar yang harmoni dan indah. Makna kedua potong lukisan tersebut masing-masing sebagai simbol legislatif dan eksekutif. Kedua lembaga ini akan bekerja dengan baik jika bisa bekerjasama sehingga bisa bersinergi dalam membangun kota Cimahi.

14046556891668778162
14046556891668778162
Lukisan surealis karya Bahar Malaka untuk Walikota Cimahi dan Ketua DPRD Kota Cimahi (Sumber foto: Bubun Munawar)

Lukisan beraliran surealis karya Sekjen Forum Pelukis Cimahi (FORKIS) tersebut sebelumnya dikerjakan di bengkel seni “Tepas Art Studio” miliknya yang beralamat di GangBajat, Cibabat. Kemudian diselesaikan di arena pameran pembangunan di Lapangan Rajawali, tepat sehari sebelum perayaan puncak HUT Kota Cimahi ke-13. Lukisan yang sempat menjadi tontonan masyarakat ini dikerjakan persis di depan stan Forum Pelukis Cimahi (FORKIS).

1404655848612534880
1404655848612534880
Aksi melukis Bahar Malaka di Lapangan Rajawali Kota Cimahi (Sumber foto: Koleksi J.Haryadi)

Pelukis kelahiran Cimahi yang bernama asli Gunawan ini sengaja mengambil objek pemandangan di tepi pantai dalam lukisannya. Terlihat panorama lautan tak bertepi dengan gumpalan awan diatasnya. Tampak pula sebuah bendera merah putih yang tengah dibawa terbang dua ekor merpati putih. Sementara disampingnya melayang sebuah selendang berwarna hitam putih bermotif catur. Goresan cat yang membentuk objek diatas kanvas tersebut sama sekali tidak mencerminkan warna alami, melainkan sebuah paduan warna khas Bahar Malaka. Ini semua merupakan cermin kebebasannya dalam berekspresi.

14046559661436434597
14046559661436434597
Aksi melukis Bahar Malaka di Lapangan Rajawali Kota Cimahi (Sumber foto: J.Haryadi)

Menurut pria yang masih senang membujang ini, karya tanpa judul tersebut menggambarkan tentang makna kehidupan. Disana terdapat air, angin, langit dan tanah. Objek air laut tampak lebih dominan dibandingkan dengan objek lainnya. Hal ini sesuai dengan makna dari kata “Cimahi” yang berasal dari kata “Cai Mahi” yang mengandung arti “air cukup”. Jadi, nama Kota Cimahi mengandung filosofis sebagai sumber kehidupan.

Bendera merah putih yang sedang dibawa oleh merpati dalam lukisanku tersebut merupakan simbol nasionalisme, negara kesatuan Indonesia. Artinya Kota Cimahi merupakan bagian dari bingkai NKRI yang harus kita pertahankan dan jaga kesatuan dan persatuannya. Majunya Cimahi sama artinya dengan membangun Indonesia”, tambah pelukis nyentrik berambut gimbal tersebut.

Hampir setiap lukisan surealis karya Bahar Malaka terdapat objek berupa selendang bermotif catur (kotak-kota hitam putih), mirip pakaian adat khas Bali. Begitu juga dengan lukisan yang diserahkannya kepada dua orang penting di kota Cimahi tersebut. Menurutnya, kain bermotif hitam putih itu mencerminkan diri kita sebagai manusia yang memiliki sisi baik dan sisi buruk. Manusia harus mengakui kelebihan dan kekurangannya. Artinya, sikap manusia harus jujur, karena kejujuran akan melahirkan kepercayaan sedangkan kepercayaan akan melahirkan kenyamanan dan kedamaian.

Jika dikaitkan antara kedua potongan lukisan tersebut dengan kedua pimpinan kota cimahi, tersirat pesan yang begitu dalam. Pelukis yang selalu berpenampilan nyentrik ini berharap terjadinya hubungan yang baik dan harmonis antara pihak Eksekutif dan legislatif. Jika kedua lembaga ini bisa sama-sama menjalankan perannya dengan benar dan saling mengisi satu dengan lainnya, maka bukan mustahil akan tercipta iklim yang kondusif dalam pembangunan kota Cimahi.

Pemerintah dan DPRD harus bekerja sama untuk kemakmuran Cimahi. Tidak boleh egois dan bekerja sendiri-sendiri. Keduanya tidak perlu merasa sebagai pihak yang paling berperan, tetapi harus bisa bersinergi dalam membangun kota Cimahi,“ kata Bahar dengan nada serius.

Pada kesempatan itu, selain memberikan kado ulang tahun untuk Kota Cimahi, Bahar dan empat rekannya sesama  pelukis Cimahi juga menggelar pameran bertajuk “Pameran 5 Pelukis Cimahi untuk Cimahi”.  Para sahabatnya tersebut adalah Hamdani, Dedi Supriyadi, Yayan Rusyana dan Agus Hamdani. Mereka berlima berpameran dengan menggelar 13 karya terbaiknya.

Sebenarnya, bukan kali ini saja Bahar Malaka melakukan aksi berkesenian yang unik. Beberapa kali dalam setahun dirinya mengadakan aksi berkesenian yang sering mengundang decak kagum masyarakat. Dirinya sengaja mengambil waktu pada momen-monen penting agar apa yang dilakukannya menjadi sorotan masyarakat, sehingga pesan yang disampaikannya berdampak luas. Apalagi setiap aksi gilanya itu selalu memancing wartawan untuk meliputnya.

Beberapa aksi Bahar Malaka yang sempat diliput media cetak dan online diantaranya aksi melukis pada momen pergantian tahun baru 2013. Acara yang dilaksanakan  di Taman Pustaka Bunga (Kandaga Puspa), di jalan Cilaki Bandung tersebut bertajuk “Save our forest : Message of love, from Bandung to the world”. Kegiatan berkesenian tersebut bertujuan untuk mendukung program Walikota Bandung, Riduan Kamil, dalam melestarikan hutan kota, sekaligus juga mendukung langkah yang dilakukan oleh Agus Beng, seorang warga Bandung yang peduli terhadap pelestarian anggrek hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun