Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Mau Menolong karena Takut Terpapar Corona

10 April 2020   07:01 Diperbarui: 10 April 2020   07:33 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: brettcolephotography.com)

Sejak wabah virus corona melanda Indonesia, tidak sedikit orang jadi paraniod (parno) saat akan membantu orang yang terkena musibah, seperti kecelakaan, sakit, dan pingsan di jalan, atau mengevakuasi mayat orang yang sudah meninggal dunia. Bahkan ironisnya, tidak sedikit orang yang nyawanya tidak tertolong karena terlambat mendapat bantuan. Umumnya masyarakat takut menolong karena curiga akan terpapar virus corona (covid-19) dari orang yang mereka bantu.

Beberapa kasus sempt diungkap media televisi maupun online. Misalnya ditemukan seorang pria paruh baya terkapar di pinggir Jalan Mekarsari, Tambun, Bekasi pada Senin (23/3/2020) malam. Pria ini disangka meninggal akibat terinfeksi covid-19. Tak ada seorang pun yang berani mendekat dan menolongnya, sampai akhirnya sang anak datang dan menjelaskan bahwa ayahnya mempunyai riwayat penyakit TBC (sumber: jabar.tribunnews.com 24/3/2020).

Kasus lainnya terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara, seperti yang dilansir dari laman kompas.com (5/4/2020). Terekam melalui kamera CCTV Dishub Kota Medan, seorang pria jatuh dari sepeda. Masyarakat di sekitar awalnya menyangka pria tersebut terjatuh karena terinfeksi covid-19, sehingga tak seorang pun yang berani mendekat.

Untung saja pihak Dishub Kota Medan yang memantau pria tersebut dari CCTV segera memanggil petugas Dishub yang ada di lapangan. Akhirnya petugas Dishub tersebut bersama Polwan yang bertugas di @atcsmedan segera bergerak memberikan pertolongan. Kemudian diketahui ternyata pria yang jatuh dari sepeda tersebut kelaparan karena mempunyai penyakit asam lambung.

Peristiwa yang terjadi di Pasar Musi, Kota Depok, juga bisa menjadi contoh, betapa wabah covid-19 ini membuat orang parno untuk menolong orang lain. Seorang wanita tiba-tiba sempoyongan, kemudian pingsan, sampai akhirnya meninggal dunia saat sedang berbelanja di pasar tersebut. Pengunjung pasar mendadak panik dan menjauh. Tak seorang pun yang bersedia menolongnya karena takut tertular virus. Belakangan diketahui dari suami korban bahwa korban mempunyai riwayat sakit jantung dan epilepsi (sumber: republika.co.id 29/3/2020).

Jangankan membantu orang sakit, membantu mengevakuasi mayat pun orang jadi parno, seperti yang terjadi di Gampong Blang Crum Kandang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh. Seperti yang dilansir dari situs waspada.id (25/3/2020), masyarakat di daerah tersebut tak berani mendekati atau membantu mengevakuasi seorang wanita yang sudah sehari meninggal dalam rumahnya karena mereka takut tertular covid-19.

Berdasarkan informasi yang diterima dari masyarakat di sekitar, almarhumah sebelumnya tidak mengalami demam. Akhirnya petugas medis datang mengevakuasi mayat tersebut. Namun belum diketahui apakah mayat tersebut telah terpapar covid-19 atau tidak. Sampai berita tersebut diturunkan, petugas medis masih memeriksa kondisinya.

Menolong Orang Itu Penting

Siapa orang yang mau terkena musibah? Tentu saja tak ada seorang pun yang mau. Namun, ketika musibah itu terjadi, tak seorang pun yang mampu melawan kehendak-Nya. Semua yang sudah terjadi merupakan suratan takdir. Manusia hanya punya rencana menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya, tetapi yang menentukan takdir manusia hanya Allah SWT.

Saat kita melihat seseorang terkena musibah atau bencana, kita wajib menolongnya. Tentu saja itu semua kalau kita mampu melakukannya. Menolong orang sangat dianjurkan dalam agama apapun, termasuk Islam. Seperti tercantum dalam Al-Qur'an Surat Al Maidah Ayat 32,"Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya."

Menolong orang itu baik dan akan mendapat ganjaran dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Seperti diriwayatkan dalam Hadis Riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda,"Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun