Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wahyu Indra Sakti Saidi, Doktor “Gila” yang Hobi Berbisnis Kuliner

22 Agustus 2016   20:42 Diperbarui: 22 Agustus 2016   20:52 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Ir. H. Wahyu Saidi, MSc. (Sumber foto: Koleksi pribadi Wahyu Saidi)

Wahyu Saidi mengaku kalau dirinya pernah terlibat dalam persiapan pembangunan jalan tol Sejajar-Kalimalang. Sayangnya pembangunannya terbengkalai akibat  terkena imbas krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998-1999. Perusaan tempat beliau bekerja mati suri dan beliau pun akhirnya job-less alias menjadi pengangguran.

Dalam kondisi yang tidak menentu tersebut tentu tidak banyak pilihan lapangan kerja yang tersedia. Wahyu Saidi lalu berpikir untuk mencoba keberuntungannya dengan alih profesi menjadi seoang pebisnis. Baginya, memutuskan terjun ke dunia bisnis sama saja dengan  menyusuri lorong yang penuh dengan ketidakpastian, Sebagai orang yang selalu berpandangan optimis, beliau siap menghadapi tantangan dalam dunia baru yang belum pernah digelutinya tersebut.

“Saya pilih dunia bisnis karena tidak ingin menyerah dan saya berani bersaing.,” tuturnya dengan penuh semangat, sambil mengenang masa lalunya

Bisnis yang pertama kali dilakukan alumni ITB Angkatan’81 ini  adalah dalam bidang agribisnis. Saat itu beliau mencoba  menanam cabe dan buncis. Seperti para pemula lainnya, usaha tersebut akhirnya tidak berhasiil. Tanamannya tumbuh, subur tetapi buahnya sangat sedikit.

’Rupanya saya salah memberi pupuk. Saat itu saya baru tahu kalau pupuk itu bermacam-macam. Ada pupuk untuk daun, ada pula pupuk untuk buah,’’ ujar Doktor ITB ini sambil tertawa lepas.

Namun jangan sebut namanya kalau pria bertubuh subur dan murah senyum ini kapok. Justru kegagalan memcut dirinya untuk terus belajar dari kegagalannya dan mau terus mencoba usaha bidang lainnya.

Tekad kuat pria asal kota empek-empek ini untuk menjadi seorang pengusaha tidak bisa dibendung. Kemudian Wahyu Saidi mencoba terjun ke bisnis makanan. Beliau lalu mendirikan kedai ikan patin, masakan khas daerah kelahirannya, Palembang,. Sayangnya usaha ini pun tidak berjalan mulus. Pasalnya, kedai itu hanya ramai dikunjungi pada jam tertentu saja.  Selain itu, konsumen yang bisa menikmatinya hanya orang dewasa.

Penulis buku bisnis dan pembicara seminar ini pun tidak putus asa. Beliau tetap berpikir keras mencari solusi mencari usaha yang lebbih mudah berpotensi mendulang sukses. Beliau kemudian mulai menganalisis semua menu makanan, mulai dari soto kudus, soto Madura, siomay, bakso, ayam bakar, sampai roti bakar. 

Akhirnya Wagyu Saidi mengambil keputusan untuk berbisnis bakmi. Ide membuka warung bakmi diperoleh ketika makan di Restoran Bakmi Gajah Mada (GM) yang sangat terkenal di Jakarta.Beliau kagum pada restoran Bakmi GM yang begitu besar dan selalu penuh pengunjung. Selain itu alasan lainnya adalah karena bakmi dapat dinikmati oleh semua golongan umur, setiap waktu, dan oleh semua lapisan masyarakat.

Mulai Buka Usaha Bakmi

Pada mulanya membuka usaha, alumni SMA Xaverius I Palembang ini mengaku sering terbentur masalah dana untuk mengembangkan usahanya. Namun beruntung beliau saat itu bertemu dengan seorang pensiunan Bank Indonesia yang bersedia memberinya pinjaman modal usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun