Mohon tunggu...
Humaniora

Kerukunan dalam Keberagaman

19 Januari 2018   17:07 Diperbarui: 19 Januari 2018   17:08 4673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beragam suku, etnis, ras, agama, tradisi, dan adat. Hal tersebut merupakan salah satu ciri utama bangsa ini yang terkadang membuat bangsa lain iri dengan keberagaman yang kita miliki.

Namun nyatanya, dengan kekayaan yang ada, Indonesia sangat dekat dengan konflik internal antarmasyarakat. 

Terlebih lagi, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum teredukasi dan memiliki minat baca yang rendah, menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia semakin mudah tersulut emosi apabila menyinggung hal-hal berkaitan dengan suku, etnis, ras, agama, tradisi, dan adat. Namun apakah yang menyebabkan rentan terjadi konflik dalam masyarakat yang beragam?

Tradisi Timur yang menyebabkan Indonesia masih memercayai dan memegang teguh adat istiadat menyebabkan semakin tinggi rasa in-group feeling yang terjadi di dalam kelompok-kelompok pada masyarakat sehingga masyarakat selalu terkotak-kotak berdasarkan ciri sosial dan fisik yang mereka miliki. 

Dari rasa in-group feelingyang kuat tersebut masyarakat selalu menumbuhkan rasa bahwa budaya kelompok yang mereka anut merupakan budaya yang paling baik dan terdapat stereotype yang menganggap bahwa budaya yang dimiliki kelompok lain adalah buruk dan tidak lebih baik dari budaya sendiri. Sehingga terkadang masyarakat masih sulit menerima hal-hal diluar budaya yang mereka anut.

Selain itu, kehidupan sebagian masyarakat yang masih dibawah standar taraf hidup menyebabkan kebutuhan pendidikan anak dan keluarga terkadang tidak mampu terpenuhi. 

Akibatnya, hal tersebut mengakibatkan banyak anak usia sekolah yang putus sekolah dan tidak terdidik bahkan hanya tamatan SD maupun SMP yang tak jarang untuk membaca dan menulis sulit. Sehingga, tak jarang situasi ini digunakan oleh kelompok-kelompok yang radikal untuk merekrut mereka menjadi anggota mereka karena mudah dipengaruhi karena tidak memiliki bekal dan pegangan hidup berupa ilmu pengetahuan.

Bagaimana kita harus menyikapi keberagaman yang ada dan menjaga kerukunan antarmasyarakat? Yang pertama adalah kita harus selalu berpikir bahwa sebagai warga negara, kita memiliki hak dan kewajiban yang sama, kita memiliki derajat yang sama. 

Sehingga, walaupun banyak perbedaan dari segi sosial maupun fisik, kita dapat menumbuhkan sikap saling menghargai perbedaan. Sikap awal yang paling mendasar dan dibutuhkan adalah saling menghargai. Lalu dari sikap yang saling menghargai, kita juga dapat menumbuhkan sikap toleransi antarmasyarakat. 

Misalnya saja, dengan tidak mengganggu umat beragama yang sedang beribadah, mengucapkan selamat saat hari raya agama tertentu, tidak mendiskriminasi dan menciptakan golongan 'minoritas' ataupun 'mayoritas'. 

Masyarakat juga tidak perlu mudah terpengaruh dengan berita-berita bohong yang mengangkat isu mengenai SARA sehingga diharapkan mampu mengecek kembali kebenaran dari segala informasi yang diterima dari internet, media sosial, dan berbagai sumber lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun