Mohon tunggu...
Julius Wicaksono
Julius Wicaksono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2009. Interest: Music, Arts, Spy, Paparazzi, Performing Arts.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menguak Teknologi "Pay Per Click" Indonesia

11 April 2013   23:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:21 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13656960051684126624

Teks & Foto : Julius Wicaksono

Fitur mengenai terobosan Pay Per Click atau Bayar Per Klik di Indonesia memang belum begitu diketahui banyak orang, terlebih bagi masyarakat awam. Bagi para pengiklan, teknologi ini sedang menjadi salah satu primadona yang diharapkan untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat. Bagaimana tidak, bahwa teknologi ini tanpa sadar hampir selalu memudahkan para pengiklan untuk mempromosikan produk-produk miliknya kepada masyarakat luas melalui jaringan internet yang bekerja sama dengan media-media online terkemuka. Ya, Pay per Click secara mudahnya dapat dikatakan adalah terobosan model pengiklanan Internet yang digunakan untuk mengarahkan lintas ke situs web, yang dimana pengiklan membayar kepada pemilik web ketika masyarakat yang mengakses web tersebut meng ‘klik’ iklan atau link website yang dimiliki pengiklan.

Majunya bisnis periklanan di Indonesia dan semakin banyaknya produk yang muncul membutuhkan iklan untuk memperkenalkan produk mereka. Dapat kita temukan bahwa nyaris seluruh mesin pencari di Internet telah bekerja sama dengan fitur ini untuk membuka kontra prestasi antara popularitas mesin pencari (contohnya seperti Google, Yahoo!, dan Microsoft adCenter) dalam menampilkan iklan maupun link website yang dimiliki oleh para pengiklan. Biasanya pengiklan mengaitkan tawaran dengan kata kunci yang relevan dengan target pasar mereka. Pay per Click (PPC)iklan “display”, yang juga dikenal sebagai iklan"banner", dapat ditemui pada situs web atau hasil mesin pencari dengan konten terkait dan kolom tersendiri yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Website yang memanfaatkan iklan PPC akan menampilkan iklan bila permintaan kata kunci yang dilekuarkan oleh masyarakat sebagai pencari adalah cocok pada daftar kata kunci pengiklan.Iklan semacam ini disebut link sponsor atau iklan disponsori, dan muncul di mana saja web developer memilih di situs konten.

PPC untuk iklan ditentukan oleh pengiklan sepertidalam menggunakan fitur mungkin bersedia membayar lebih per klik daripada pengiklan lainnya, tergantung pada apa akan yang diiklankan.Sistem ini dapat digunakan langsung oleh pengiklan, meskipun mereka lebih sering menggunakan oleh biro iklan yang menawarkan manajemen tawaran PPC sebagai layanan. Salah satu layanan PPC yakni terdapat Pada Google AdWords. Manfaat lain selain target pasar yang luas, pemasang iklan bisa mengendalikan sendiri biaya promosi produk atau layanan. Menurut Jonathan Hochman (Internet marketer di Amerika Serikat)melalui website konsultasinya menjelaskan bahwa tarif iklan Google Adwords ditetapkan berdasarkan biaya per klik iklan, dimana biaya per klik tersebut tidak terlalu besar. Produsen hanya akan membayar biaya iklan ke Google apabila ada yang melakukan klik pada iklannya. Dengan menggunakan PPC, pencari informasi dapat menunjukkan korelasi langsung antara faktor-faktor seperti kata kunci, teks iklan, halaman arahan dan konversi, dengan fakta dan angka untuk mendukungnya.Pengiklan juga diberi keleluasaan untuk merancang sendiri kata-kata dalam iklan. Untuk itu pengiklan harus bisa melakukan riset kata kunci apa yang ingin anda target dan apakah kata kunci tersebut ramai di cari orang di Internet.

Para pengiklan biasanya menggunakan kata kunci di mesin pencari yang sangat familiar dan juga terkait dengan produk yang akan dipasarkan. Salah satu pelanggan PPC sampai hari ini adalah tokobagus.com yang di mana mudah sekali ditemukan di mesin pencari seperti Google yang dilatarbelakangi dengan layout berwarna krem saat pengguna internet memasukkan kata kunci “toko bagus” yang dengan tujuan mencari online shop yang berkualitas bagus. Salah satu manfaat besar dari hanya membayar untuk setiap klik adalah bahwa pengiklan dapat melihat apakah dia mendapatkan perhatian dari masyarakat atau tidak, hal tersebut dilacak dari besar/kecilnya tarif PPC yang mereka terima. Jika ternyata tidak mendapatkan perhatian dengan baik, kemudian pengiklan bisa mengubah kata kunci dan menguji secara real-time.

Iklan Pay per Clickdapat menghubungkan pengiklan dengan pencari informasi dengan media yang cepat. Sangat sederhana, ketika masyarakat mencari kata kunci yang ternyata berkaitan dengan pengiklan, maka PPC akan langsung muncul pada tempat teratas dan merupakan potensi yang besar pagi pengiklan untuk mendapatkan pelanggan terlebih dahulu. Pengiklan harus dapat memberikan tawaran dan penempatan iklan dengan bahasa yang singkat namun menarik, maka besar kemungkinan pengiklan akan mendapatkan pengunjung jika kaedah tersebut dilakukan.

Terobosan Pay per Click ini telah dikembangkan oleh pemilik website untuk menjadikan sarana bisnis yang serupa. Sering kita temukan dari beberapa media jurnalisme online yang ternama di Indonesia (detik.com, kompas.com), tiba-tiba muncul iklan di tengah layar monitor yang bertepatan saat pengunjung sebuah website sedang bersiap meng-klik artikel yang diinginkan. Ketidaksengajaan klik tersebut membuka ke dalam link baru yang berupa iklan dan tidak sengaja pengguna internet akan membaca iklan tersebut (atau setidaknya melihat) isi iklan tersebut. Merupakan keuntungan pengiklan dan pemilik website ketika pengguna internet mengalami hal tersebut. Secara sadar banyak pengguna internet yang mengeluh ketika kolom iklan yang diletakkan pada tempat yang tidak semestinya ini tiba-tiba saja muncul, bahkan terkadang iklan tiba2 saja muncul saat pengunjung website sedang asyik membaca artikel.

Namun entah hal ini disadari ataupun tidak oleh pelanggan PPC seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan manajemen pengiklanan yang buruk, maka pengiklan justru akan merugi atau dapat mengeluarkan dana yang terlalu besar dari klik tersebut. Barangkali banyak orang tidak bermaksud membaca, hanya terpaksa klik atau tidak sengaja menekan klik pada link terkait, kemudian sebelum iklan muncul namun sudah terlanjur dibatalkan oleh pengunjung iklan. Informasi yang akan diberikan oleh pengiklan pun tidak bisa tersampaikan dengan baik, jika hal tersebut terjadi.Maka baik pemilik website maupun pengiklan harus cermat dalam menyiasati kaedah periklanan agar tidak merugi karena fasilitas yang ternyata memberatkan sepihak, atau juga fitur yang tidak bisa tergunakan dengan baik. Hal tersebut akan sangat disayangkan.

Melalui adanya fitur PPC baik iklan versi link hasil mesin pencari maupun iklan bergambar pada versi website, maka akan mempermudah pengiklan untuk dapat lebih dekat dengan pelanggan-pelanggannya ataupun masyarakat yang sedang mencari iklan yang dibutuhkan. Juga memberikan keuntungan bagi para pemilik web, karena pada masa kini Internet sedang diminati oleh generasi muda yang telah ditakdirkan sebagai saksi dari sejarah era digital ini, maka para pengiklan juga berani memasuki dan memasang iklan PPC pada website yang kiranya banyak didatangi pengunjung. Masyarakat pun mengalami kemudahan ketika mereka masih merasa buntu terhadap informasi apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan layanan yang diinginkan. Dengan melalui mesin pencari ataupun tidak sengaja melihat iklan di website, masyarakat tidak perlu susah payah karena internet saat ini adalah media yang sangat murah dan tergolong paling murah ketika masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan, karena hampir segala informasi (apapun) terdapat di dalam Internet. Semoga informasi mengenai isu mutakhir jurnalisme online dalam tajuk “Pay per Click” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Source:

http://www.hochmanconsultants.com/articles/je-hochman-benchmark.shtml

http://www.payperclick.com/ppc-advertising/payperclick-lead-generation/

http://www.portent.com/pay-per-click-1.htm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun