Mohon tunggu...
Julita Hasanah
Julita Hasanah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Masih Mahasiswa

A Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buat Apa Cerdas Jika Tanpa Integritas?

11 Desember 2020   11:46 Diperbarui: 11 Desember 2020   12:33 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Pinter Politik

Tajuk berita di bawah pernah membuat geger masyarakat beberapa waktu lalu. Fenomena puluhan tenaga kesehatan (nakes) harus menjadi korban penularan virus akibat satu-dua orang pasien yang tak jujur memang sangat memprihatinkan. Hingga saat ini Aku belum dapat mencerna mengapa ada pihak yang bisa-bisanya melakukan kebohongan hingga mengancam keselamatan orang lain, bahkan tenaga kesehatan yang notabene merupakan harapan terakhir Kita dalam melawan covid-19.

Ketidakjujuran Membunuh Sesama/suara.com, replubika.com, corona.riau.go.id
Ketidakjujuran Membunuh Sesama/suara.com, replubika.com, corona.riau.go.id

"Dari kejadian tersebut, Aku diberikan pelajaran akan pentingnya kejujuran.

Kejujuran tak ternilai harganya dimana keselamatan orang lain boleh jadi dipertaruhkan."

Awalnya tidak ada yang menyangka Covid-19 yang diduga berasal dari Wuhan Tiongkok, akan menyebar secara masif ke seluruh penjuru dunia tanpa terkecuali. Hingga kemudian mendorong World Health Organization (WHO) secara resmi meningkatkan status Covid-19 ke pandemi pada 11 Maret 2020. Tak hanya menyerang daya tahan tubuh, virus ini juga sangat berdampak ke segala bidang kehidupan. Katanya virus yang awalnya merupakan krisis kesehatan telah menjadi krisis multisektoral, mulai dari ekonomi, politik, hingga sosial.

Penerapan belajar dari rumah (Study from Home) membuka peluang kepada siswa untuk berlaku tidak jujur. Sudut pandangku melihat dimana komunikasi yang hanya mengandalkan layar gawai pribadi maupun laptop sangat rentan akan perilaku curang dan kebohongan. 

Misalnya saja saat pembelajaran berlangsung tak sedikit pelajar yang tergoda untuk melakukan kegiatan lainnya seperti bermain game, tiduran/rebahan, makan daripada menyimak penjelasan guru atau dosen. Tidak melaksanakan kewajiban menyimak materi saat proses pembelajaran akan berdampak pada penguasaan pelajaran. Maka kemudian saat ujian datang, banyak yang merasa tidak percaya diri sehingga menggunakan jalan pintas dengan menyontek jawaban teman. Lagi-lagi di tengah situasi pandemi, kesempatan untuk berlaku curang terbukti lebih besar.

Menuai Kebaikan dari Bersikap Jujur

Serupa dengan peristiwa tertularnya tenaga kesehatan akibat kebohongan pasien, ketidakjujuran siswa dalam menjalani pembelajaran juga akan merugikan orang lain. Dengan berperilaku tidak jujur dalam mengerjakan soal ujian, Kita justru akan membuat guru kesulitan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi. Hal ini berakibat proses evaluasi pembelajaran menjadi tidak berfungsi. Pada akhirnya yang akan dirugikan adalah siswa yang tidak jujur itu sendiri.  

"Kejujuran selalu berbuah manis"

Adikku pernah mempunyai pengalaman menarik, yang mungkin akan menginspirasi jika dibagi. Pernah suatu hari dia mendapatkan nilai jelek untuk ujian Matematika. Jujur saja, pembelajaran secara daring membuat drrinya kesulitan mencerna materi, tak heran jika nilainya jauh dari kata memuaskan. Kejujuran selalu berbuah manis, selang beberapa hari setelah hasil ujian dibagikan, Ibu Guru menghubunginya dan menawarkan untuk menjelaskan ulang materi yang kurang dimengerti. 

Buat Apa Cerdas Jika Tanpa Integritas ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun