Mohon tunggu...
Julita Hasanah
Julita Hasanah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Masih Mahasiswa

A Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

#KalahkanJarak dan Tetap Produktif ala Mahasiswa bersama Jaringan Tri Indonesia

14 Juli 2020   13:11 Diperbarui: 14 Juli 2020   13:10 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi www.tutorialchip.com

Bagi kebanyakan orang, momok dalam hidup mereka adalah pelajaran matematika. Bisa dimaklumi karena deretan angka dan operasi hitung dapat menyimpan trauma tersendiri. Namun bagiku, momok dalam hidup tak hanya soal matematika tapi juga jarak.

Tentu Kompasianer bertanya-tanya, bagaimana bisa membenci jarak ?

Ketakutan akan jarak berasal dari beberapa momen menyedihkan dalam hidupku. Aku masih ingat harus menanggung sedih sendirian karena menjalani Long Distance Relationship alias hubungan jarak jauh dengan keluarga dan pacar saat pertama kali merantau untuk studi lanjut.

Percayalah, perang melawan jarak sungguh tak mudah. Menjadi berjarak dengan orang-orang tersayang sama saja berjarak dengan kebahagiaan. Harus kuakui jarak menjadi pemenang kala itu. Selama di tanah rantau, alih-alih mempelajari hal-hal baru, Aku justru dikuasai gundah gulana.

Ya, Aku kalah telak melawan jarak.  

Tak Mau Mengulang Kekalahan 

Sejak Pemerintah mengkonfirmasi kasus pertama positif Covid-19 pada Maret lalu, keadaan seketika berubah. Untuk pertama kali dalam sejarah, pepatah “Bersama Kita Mampu” menjadi tak lagi relevan. Kegiatan berkumpul yang merupakan kebiasaan, kini justru jadi membahayakan.

Imbauan pemerintah mengatur agar masyarakat secara kompak menerapkan social distancing.

Social distancing menegaskan kembali definisi jarak. Kini angka tak lagi berarti, 10 kilometer atau 10 meter, dekat atau jauh, menjadi tak berbeda. Kita semua berjarak karena bertemu dan berkumpul sama saja menambah risiko penyebaran virus. Bagi masyarakat Indonesia yang sangat lekat dengan kegiatan “berkumpul-kumpul”, kondisi ini sangat menyiksa.

Sebagai mahasiswa, penerapan metode pembelajaran jarak jauh secara online menjadi satu tantangan baru buatku. Kekhawatiran akan tidak menguasai materi kuliah hingga berujung jebloknya nilai meneror hari-hari.

Bagaimana jika Aku sampai tidak lulus mata kuliah tertentu karena kuliah online tentu akan sangat bergantung dengan kualitas jaringan internet. Terlebih rumahku berada di daerah pinggiran kota, sehingga kemungkinan “susah sinyal” bisa saja terjadi kapan saja.

Bagaimanapun kondisinya kali ini Aku tak mau kalah sama jarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun