Mohon tunggu...
Julia Sintawati
Julia Sintawati Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Hidup yang Dibangun dari Komitmen dan Konsistensi

19 Oktober 2018   21:55 Diperbarui: 19 Oktober 2018   21:59 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas Pendidikan Indonesia yang dulu dikenal dengan nama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung punya tempat istimewa di hati Enggartiasto Lukita. Di kampus itulah, pencarian jati dirinya dimulai, meramu cita-cita pribadi dan gagasan untuk berbuat lebih untuk orang banyak. 

Kuliah di IKIP Bandung adalah salah satu milestone penting dalam hidup Pak Enggar. Itulah masa ketika segala cita-citanya mencium realitas yang berusaha diwujudkan dalam kerja nyata. 

Panggilan untuk pulang kembali ke kampus tercinta datang ketika Pak Enggar tengah berada dalam puncak pengabdian beliau kepada bangsa yaitu sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia.

Kiprah Pak Enggar dalam dunia usaha, organisasi dan politik tidak saja menabalkan nama beliau sebagai salah satu tokoh inspirasi tetapi juga membawa wangi semerbak untuk kampus tercinta. 

Untuk seorang yang menempuh pendidikan sebagai calon guru bahasa Inggris di kampus IKIP, maka capaian Pak Enggar saat ini telah menggenapi semua impian-impian pada masa mahasiswa. 

Kampus UPI melihat Pak Enggar sebagai inspirasi bangsa sekaligus teladan bagi almamaternya. Undangan dilayangkan untuk beliau dengan pesan singkat, kampus memutuskan untuk memberi gelar Doktor kehormatan untuk Enggartiasto Lukita.

Saya melihat, betapa campur aduknya perasaan Pak Enggar ketika menerima anugrah kehormatan dari kampusnya  itu. Dunia kampus senantiasa memberikan getaran tersendiri untuk beliau. 

Saya seperti tidak sedang melihat menteri berusia 67 tahun tetapi mahasiswa yang jiwa mudanya senantiasa abadi. Beliau tidak ingin sekedar pulang ke kampus hanya untuk menerima gelar berikut seremonial. Beliau ingin pulang dan memberikan sesuatu untuk almamaternya. Sebuah gelar kehormatan harus dibalas dengan penghormatan untuk kampus yang memberikannya.

Kembali ke kampus dan berdiri tengah-tengah civitas academika Universitas Pendidikan Indonesia, saya melihat sisi lain dari sosok Pak Enggar. Beliau yang biasanya penuh percaya diri, tegas dan seringkali tanpa kompromi untuk hal-hal prinsipil, terlihat sedikit gugup. Ada jeda terasa ketika beliau berdiri di depan podium universitas. Suaranya lirih terdengar begitu menyapa segenap civitas academika. 

Tatapannya berbinar seperti seorang anak yang baru saja menemukan jalan pulang. Saat kata demi kata diucapkan Pak Enggar dalam pidato penganugerahan gelar Doktor, saya tersentak, inilah kado terindah yang disiapkan oleh Pak Enggar untuk kampus tercinta. Untaian kata yang dijalin dalam malam-malam penuh perenungan beliau.

Kewirausahaan di Era Revolusi Industri 4.0 adalah judul dari pidato ilmiah Pak Enggar. Narasinya jauh dari kesan akademis yang hanya bisa dinikmati segelintir orang. Saya mendengarkan pidato ilmiah beliau, layaknya mendengar seorang teladan tengah berbagi inspirasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun