Mohon tunggu...
Julia Inayah
Julia Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Julia Inayah adalah seorang mahasiswi yang menghadiri UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang memiliki kepribadian yang menarik dan banyak minat dalam dunia tulis-menulis dan membaca. Sejak awal, Julia telah menunjukkan ketertarikannya yang tinggi terhadap literatur dan karya-karya sastra. Dia sering terlihat membawa buku-buku beragam genre, dari fiksi hingga non-fiksi, dan selalu siap untuk mendalami berbagai pengetahuan baru yang didapat dari literatur tersebut. Sebagai seorang mahasiswi, Julia tidak hanya berfokus pada akademis semata, tetapi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan di luar kelas yang berhubungan dengan literasi dan pengembangan diri. Dia sering mengikuti diskusi buku, seminar sastra, dan kegiatan menulis bersama, di mana dia dapat berbagi ide-ide kreatifnya dengan orang lain dan terus mengasah kemampuan menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pintu-pintu Kebaikan dalam Kehidupan Sehari-hari

12 April 2024   11:35 Diperbarui: 12 April 2024   11:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemateri : Dr. Hj. Ratu Suntiah, M.Ag.

Senin, 25 Maret 2024, 14 Ramadhan 1445 H    

Dalam kehidupan ini, kita seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan yang memengaruhi baik buruknya tindakan yang kita ambil. Setiap perbuatan kita, setiap kata yang terucap, dan setiap langkah yang kita ambil memiliki potensi untuk membawa dampak positif atau negatif bagi diri kita sendiri dan orang lain di sekitar kita. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mencari kebaikan, menjauhi yang buruk, dan tidak iri terhadap kebaikan orang lain. Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 148 mengatakan, "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya; maka berlomba-lombalah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Salah satu sikap yang seringkali menghalangi kita untuk mencapai kebaikan adalah rasa iri terhadap kebaikan orang lain. Iri merupakan salah satu sifat yang tidak diinginkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari sifat iri dengki." (HR. Ahmad). Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan betapa berbahayanya sifat iri dalam mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Ketika kita iri terhadap keberhasilan atau kebaikan orang lain, maka kita akan cenderung merasa tidak puas dengan apa yang telah kita miliki, padahal sebenarnya Allah SWT telah memberikan rezeki dan karunia-Nya kepada setiap hamba-Nya dengan sebaik-baiknya.

Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Bersyukur bukan hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan tindakan nyata yang menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Salah satu cara untuk bersyukur adalah dengan menggunakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita untuk berbuat kebaikan kepada orang lain. Dengan berbuat kebaikan, kita tidak hanya memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi juga menambah pahala di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah senang kepada hamba-Nya yang paling baik akhlaknya dan yang paling luas memberi manfaat kepada orang lain." (HR. Ahmad).

Pintu-pintu kebaikan terbuka luas bagi siapa saja yang memiliki niat tulus untuk berbuat baik. Tidak ada batasan dalam berbuat kebaikan, baik dari segi usia, jenis kelamin, status sosial, maupun kekayaan materi. Setiap individu memiliki potensi untuk berbuat kebaikan sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dimilikinya. Sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi ini, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keharmonisan dan keberlangsungan kehidupan di dunia ini. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut adalah dengan berperan aktif dalam melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.

Mencari yang halal dan menjauhi yang haram merupakan prinsip dasar dalam menjalani kehidupan seorang Muslim. Allah SWT telah menetapkan aturan-aturan yang jelas mengenai halal dan haram dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Rasulullah SAW. Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban bagi setiap umat Muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Allah adalah baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin apa yang Dia perintahkan kepada para rasul, Allah berfirman, 'Wahai para rasul, makanlah yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu kerjakan.'" (HR. Tirmidzi). Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menjelaskan betapa pentingnya untuk menjaga kebersihan dan kualitas makanan yang kita konsumsi serta perbuatan yang kita lakukan.

Selain itu, menjauhi yang haram juga merupakan bagian dari menjalankan ajaran Islam yang benar. Allah SWT telah menetapkan larangan-larangan yang harus dihindari oleh umat-Nya agar terhindar dari dosa dan siksa-Nya. Salah satu contoh larangan yang jelas dalam Islam adalah larangan untuk mengkonsumsi minuman keras. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 219, "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi, katakanlah: 'Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.'" Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa meskipun terdapat beberapa manfaat dalam minuman keras, namun dosa yang ditimbulkannya jauh lebih besar daripada manfaatnya.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada godaan-godaan yang menggoda untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Namun, sebagai umat Muslim yang taat kepada Allah SWT, kita harus mampu mengendalikan diri dan menjauhi segala bentuk godaan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Hati itu ada di antara dua jari Allah, Dia memalingkannya ke mana Dia kehendaki." (HR. Muslim). Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita betapa pentingnya untuk selalu memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari godaan dan godaan syaitan yang menggoda.

Dalam menghadapi godaan dan cobaan dalam kehidupan ini, kita harus selalu mengingat bahwa Allah SWT senantiasa bersama-sama dengan hamba-Nya yang sabar dan bertakwa

. Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 286, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa setiap hamba-Nya hanya akan diuji sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Oleh karena itu, kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dan senantiasa berserah diri kepada-Nya dalam menghadapi segala cobaan dan ujian dalam kehidupan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun