Mohon tunggu...
Ukay Masdukay
Ukay Masdukay Mohon Tunggu... wiraswasta -

one of student in south jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desentralisasi dan Urbanisasi (Bag. 1)

22 Agustus 2013   20:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:57 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah menjadi menu biasa yang sering disantap bagi kota-kota besar di Indonesia pasca lebaran, yaitu persoalan urbanisasi. Proses urbanisasi biasanya terjadi membludak pasca hari raya idul fitri. Hal ini dikarenakan terjadi chain migration atau migrasi berantai. Chain migration terjadi akibat  dari pendatang lama yang mengajak saudara atau rekannya migrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan. Atau terpengaruh dari cerita sukses orang-orang yang megadu nasib di sebuah kota.

Urbanisasi juga disebabkan oleh faktor penarik dan pendorong. Gemerlapnya kehidupan kota modern yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap menjadi faktor penarik atau pemikat bagi warga desa untuk hijrah ke kota. Di samping itu kesempatan kerja yang luas dengan tingkat penghasilan yang menjanjikan menjadi daya tarik lain bagi para imigran.

Di samping itu, imigran juga disebabkan oleh faktor yang dapat mendorong mereka bermigrasi ke kota. Diantaranya daerah pedesaan tidak memiliki daya serap yang kuat untuk menyerap tenaga kerja, yang didukung dengan lahan pertanian yang mejadi andalan tumpuan masyarakat pedesaan mengalami guremisasi. Pada akhirnya mereka kehilangan kesempatan kerja dan memutuskan untuk mengadu nasib di kota.

Tingginya angka urbanisasi juga dipicu oleh pembangunan ekonomi yang difokuskan pada dunia industrialisasi yang menyerap tenaga kerja lebih banyak  yang dikonsentrasikan di daerah perkotaan dibandingkan dengan sistem agraris. Industrialisasi menjanjikan penghasilan lebih beragam dan tingkat gaji yang tinggi.

Disisi lain, infrastruktur di daerah pedesaan kurang mendukung dibandingkan dengan infrastruktur di daerah perkotaan yang lebih representatif. Infrastruktur yang tidak layak dan kurang memadai, dapat menyebabkan sulitnya masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya terutama dalam mencari mata pencaharian. Infrastruktur yang terbatas juga dapat menimbulkan biaya hidup masyarakat semakin tinggi.

***

Urbanisasi yang tidak tekontrol menjadi masalah terutama bagi pemerintah pusat atau pemerintah kota. Labor Institute Indonesia memperkirakan jumlah pencari kerja (job seekersI) tahun ini menacapai satu juta orang yang akan menyerbu Jakarta, dan Tangerang Selatan akan terkena getahnnya. Ironisnya, sebagian besar dari mereka adalah unskilled workers (pekerja tanpa keahlian). Gerombolan imgran yang tanpa dibekali dengan keahlian (unskilled workers)  akan menciptakan terbentuknya suburb tempat-tempat baru di pinggiran kota.

Masalah lain yang akan diciptakan oleh unskilled workers adalah meningkatnya tuna karya, yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Tidak heran jika di kota-kota besar sering dihiasi oleh para pengemis, pengamen dan preman yang dapat menyebabkan lingkungan hidup tidak sehat,  serta dapat menimbulkan kerawanan sosial dan kriminal.

Di samping urbanasisai sering menimbulkan dampak negatif, namun di sisi lain memberikan nilai positif baik bagi pendatang maupun bagi pribumi. Urbanisasi dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah pedesaan, akibat dari meningkatknya pengetahuan bagi warga desa yang telah melakukan migrasi. Selain itu, urbanisasi juga dapat mengimbangi antara masyarakat kota dan masyarakat kota, serta adanya silang pengetahuan antar warga yang dapat memecahkan persoalan-persoalan daerah terutama masalah pedesaan tertinggal.

Migrasi dan Mobilitas Penduduk

Membincang masalah urbanisasi ada dua istilah yang kemudian menjadi motif atau alasan seseorang melakukan migrasi, yaitu migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Urbaniasasi berarti terjadinya arus atau perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, sehingga terjadinya penambahan penduduk di perkotaan.

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk atau masyarakat pedesaan baik perorangan maupun secara kolektif  dengan tujuan menetap atau tinggal untuk dalam jangka waktu lama. Sedangkan mobilitas penduduk merupakan terjadinya hijrah penduduk udik ke kota untuk sementara waktu (merantau).

Meski demikian, terjadinya urbanisasi tidak hanya terjadi atas dua katagori di atas. Karena sebenarnya urbanisasi bisa saja terjadi akibat dari pertambahan penduduk kota itu sendiri atau terjadinya perluasan daerah kota akibat dari daerah pinggiran kota (pedesaan atau kelurahan) mengalami pertumbuhan.

Terlepas apa motifnya masyarakat melakukan urbanisasi. Urabanisasi melahirkan persoalan yang kompleks dan krusial. Mestinya era desentralisasi atau otonomi daerah bisa mereduksi angka urbanisasi yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Daerah pedesaan sebetulnya memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik. Jika hal tersebut dilakukan akan berimplikasi pada meningkatnya pembangunan di daerah pedesaan dan dapat menekan ketimpangan pendapatan dan arus urbanisasi.

Sehingga masyarakat pedesaan kualitas kehidupannya akan meningkat, mulai dari pendapatan, pendidikan, dan kesehatan. Sistem desentralisi seharusnya dapat mendorong pertumbuhan pembangunan di daerah, karena hal itu merupakan tujuan dari sistem desentralisasi yang berakibat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata.

Tangsel Pos, 21 Agustus 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun