Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jay Idzes dan Pesan Persatuan: Jangan Saling Menyalahkan, Kita Indonesia

12 Oktober 2025   20:21 Diperbarui: 12 Oktober 2025   20:21 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapten timnas Indonesia, Jay Idzes. | KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU

Malam itu, stadion diselimuti suasana kelabu. Peluit panjang telah ditiup, dan skor di papan elektronik mengunci hasil yang paling tidak diinginkan. Timnas Indonesia dipastikan gagal melaju ke putaran selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Impian jutaan rakyat Indonesia, yang telah membumbung tinggi, harus kandas di tengah jalan. Kecewaan terasa begitu nyata, membebani setiap pundak pemain, staf pelatih, dan tentu saja, para pendukung setia di seluruh negeri.

Ekspektasi publik memang sangat besar. Dengan kehadiran banyak pemain keturunan berkualitas, ditambah dukungan penuh dari PSSI dan antusiasme suporter, harapan untuk melihat Merah Putih di panggung dunia terasa semakin dekat. 

Namun, sepak bola adalah olahraga yang kejam. Satu kesalahan kecil, satu peluang yang terbuang, dapat menghancurkan kerja keras yang telah dibangun selama berbulan-bulan.

Di tengah lapangan, beberapa pemain terlihat ambruk. Ada yang menutupi wajah, ada yang hanya berdiri terpaku menatap kosong. Mereka telah memberikan segalanya, berjuang hingga tetes keringat terakhir. 

Kekalahan ini bukan hanya tentang skor, tetapi tentang kegagalan mencapai janji yang telah mereka berikan kepada diri sendiri dan kepada bangsa ini. Rasa sakit itu tak terlukiskan.

Tak lama setelah pertandingan usai, reaksi mulai bermunculan di media sosial. Emosi yang meluap dari kekecewaan berubah menjadi kemarahan. Cacian, kritik pedas, dan bahkan ujaran kebencian mulai diarahkan kepada pemain, pelatih, hingga jajaran manajemen PSSI. 

Tagar-tagar bernada negatif menjadi trending topic. Suasana yang tadinya penuh harapan, kini mendidih oleh saling tuding.

Beberapa pihak menyalahkan strategi pelatih. Ada yang menyoroti penampilan individu pemain tertentu yang dianggap kurang maksimal. Bahkan, kritik menyasar hingga ke program naturalisasi. 

Dalam sekejap, persatuan yang selalu digaungkan selama timnas bertanding, seolah pecah berkeping-keping digerus rasa frustrasi karena kegagalan.

Di masa-masa sulit seperti ini, sangat mudah bagi publik untuk mencari kambing hitam. Mencari siapa yang paling pantas disalahkan terasa lebih ringan daripada harus menerima kenyataan pahit ini secara bersama-sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun