Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manusiakan Manusia: Dewi dan Putri, Pelajaran Bersyukur yang Menampar Kursi Pejabat

2 Oktober 2025   22:23 Diperbarui: 2 Oktober 2025   22:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusiakan manusia adalah esensi yang hilang, dan Dewi dan Putri datang untuk mengingatkannya.

Mereka mengajarkan bahwa keberanian sejati bukanlah terletak pada seberapa besar kekuasaan yang dimiliki, melainkan pada seberapa tulus kita menerima takdir dan seberapa besar kita bisa menghargai hidup, bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. Pelajaran ini harus diukir di dinding-dinding parlemen dan di meja-meja eksekutif.

Menggali Makna Manusiakan Manusia

Konsep Manusiakan Manusia adalah inti filosofis dari kisah Dewi dan Putri. Ini berarti melihat setiap individu, tanpa memandang kondisi fisik, latar belakang sosial, atau status ekonominya, sebagai subjek yang utuh, yang memiliki martabat, hak, dan perasaan yang sama. Dewi dan Putri menuntut kita untuk mengganti lensa pandang kita dari menghakimi menjadi memahami.

Manusiakan manusia dalam konteks mereka berarti memastikan bahwa mereka mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan, fasilitas kesehatan yang memadai, dan lingkungan sosial yang inklusif, bebas dari bullying dan diskriminasi. Kewajiban ini tidak hanya dibebankan kepada orang tua mereka, tetapi juga kepada negara dan seluruh elemen masyarakat.

Keberhasilan mereka dalam menjalani hidup dengan senyum adalah bukti bahwa semangat manusia jauh lebih besar daripada keterbatasan fisik. 

Mereka adalah pahlawan-pahlawan kecil yang tanpa sadar telah melancarkan gerakan moral yang masif: gerakan bersyukur dan berempati. Gerakan ini mendesak kita untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk kehidupan, dan memeriksa kembali kualitas kemanusiaan kita.

Bagi para pejabat, manusiakan manusia berarti melayani dengan hati nurani. Itu berarti menggunakan sumber daya negara untuk membantu mereka yang paling rentan, bukan untuk memperkaya lingkaran sendiri. 

Ini adalah tentang mengalokasikan anggaran untuk fasilitas kesehatan dan pendidikan yang ramah difabel, untuk program-program sosial yang benar-benar mengangkat harkat hidup rakyat, termasuk Dewi dan Putri dan ribuan orang lain yang memiliki tantangan serupa.

Kisah mereka adalah sebuah panggilan untuk aksi aksi untuk melawan ableism (diskriminasi terhadap penyandang disabilitas), aksi untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan penuh kasih. 

Jika dua gadis kecil dengan tantangan fisik yang besar mampu memancarkan energi positif dan rasa syukur yang tak terhingga, maka tidak ada alasan bagi kita yang diberi kelengkapan untuk tidak berbuat lebih banyak kebaikan dan kemanfaatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun