Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dapur MBG dan Ketenangan Warga: Membangun Titik Temu Antara Niat Baik dan Ruang Hidup

18 September 2025   10:00 Diperbarui: 18 September 2025   10:00 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga dan mobil dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bandung. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Program makan bergizi gratis, atau yang sering disingkat MBG, adalah salah satu inisiatif pemerintah yang patut diapresiasi. Program ini memiliki tujuan mulia, yakni memastikan para siswa mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. 

Dengan perut yang kenyang dan gizi yang tercukupi, diharapkan mereka bisa lebih fokus belajar di sekolah, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia bisa meningkat. 

Program ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas, khususnya dari segi ekonomi.

Program MBG menciptakan permintaan baru yang besar untuk makanan dalam jumlah massal. Permintaan inilah yang kemudian mendorong munculnya usaha-usaha baru, termasuk dapur MBG. 

Dapur-dapur ini bertugas menyiapkan ribuan porsi makanan setiap harinya untuk disalurkan ke sekolah-sekolah yang menjadi target program. Kehadiran dapur-dapur ini menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat lokal.

Setiap dapur MBG membutuhkan bahan baku, mulai dari beras, lauk-pauk, sayuran, hingga bumbu-bumbu. Hal ini secara langsung membuka peluang bagi para petani, peternak, dan pedagang di pasar tradisional. 

Mereka memiliki pasar yang pasti untuk produk-produknya, sehingga roda ekonomi terus berputar. Para pemasok bahan baku bisa mendapatkan pendapatan yang lebih stabil.

Selain itu, keberadaan dapur MBG juga membuka lapangan pekerjaan. Dapur-dapur ini membutuhkan banyak tenaga kerja, mulai dari koki, asisten koki, hingga staf pengemas dan pengemudi. Lowongan pekerjaan ini bisa diisi oleh warga sekitar yang membutuhkan penghasilan. 

Dengan demikian, program MBG tidak hanya memberi makan anak-anak, tetapi juga memberi makan keluarga-keluarga melalui penciptaan lapangan kerja.

Di Bandung, misalnya, banyak warga yang mungkin merasa terbantu dengan adanya pekerjaan di dapur-dapur ini. Mereka yang tadinya sulit mencari kerja, kini bisa menjadi bagian dari sebuah program besar yang punya tujuan mulia. 

Program ini benar-benar bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tentu saja, niat baik seperti ini harus didukung oleh semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun