Perjalanan kami, rombongan dari komunitas lingkungan hidup se-Bandung Raya, dimulai dengan semangat pagi.Â
Tujuan kami jelas, mengunjungi pesisir selatan Cianjur, tepatnya Kecamatan Cidaun, untuk sebuah kegiatan kunjungan alam yang telah kami rencanakan jauh-jauh hari.Â
Kami ingin melihat langsung kekayaan alam yang ada di sana, merasakan suasana laut yang berbeda dari keseharian kami di perkotaan.
Jalan yang kami lalui cukup panjang dan berliku. Kami menyusuri jalanan Ciwidey yang terkenal dengan pemandangan kebun tehnya yang hijau, kemudian berlanjut melewati Bale Gede Cianjur, Naringgul, hingga akhirnya tiba di Cianjur.Â
Setiap kilometer perjalanan memberikan pemandangan baru, mulai dari perbukitan yang menjulang, lembah yang dalam, hingga akhirnya aroma laut mulai tercium samar-samar.
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan namun menyenangkan, kami tiba di tujuan utama.Â
Namun, sebelum melanjutkan kegiatan inti, kami memutuskan untuk mampir sejenak di Pantai Jayanti.Â
Pantai ini terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah, dan kami tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melihatnya secara langsung.
Suasana di Pantai Jayanti sangat ramai. Terlihat banyak orang berkumpul di satu titik, seolah sedang menyaksikan sesuatu yang menarik. Rasa penasaran kami pun muncul.Â
Kami memutuskan untuk mendekat dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Ternyata, keramaian itu berasal dari para nelayan yang baru saja kembali dari laut. Mereka terlihat sibuk menurunkan hasil tangkapan mereka.
Yang membuat kami terkejut adalah jumlah ikan yang mereka bawa. Ikan-ikan itu ditumpuk di dalam keranjang, baskom, bahkan di atas terpal.Â
Bukan hanya satu atau dua jenis ikan, tetapi ada banyak sekali. Kami melihat ikan sotong, ikan kue, ikan tongkol, dan yang paling mendominasi adalah ikan layur. Tumpukan ikan layur itu terlihat sangat banyak, membuat kami takjub.
Ikan-ikan layur itu memantulkan cahaya matahari, membuat kulitnya tampak berkilauan. Panjangnya bervariasi, dari yang kecil hingga yang cukup besar.Â
Bentuknya yang panjang dan pipih membuat ikan layur mudah dikenali. Kami berdiri di sana, mengamati para nelayan yang dengan cekatan memilah-milah ikan hasil tangkapan mereka.Â
Ada rasa puas yang terpancar dari wajah mereka, seolah kerja keras mereka selama di laut terbayar lunas.
Kami pun mencoba mendekat dan berinteraksi dengan salah satu nelayan. Nelayan itu tersenyum ramah saat kami bertanya tentang hasil tangkapan mereka.Â
Ia mengatakan bahwa hari ini, Jumat, 12 September 2025, adalah hari yang sangat beruntung bagi mereka. "Banyak sekali ikan, Pak. Ini panen raya," katanya.
Ia menambahkan bahwa hasil tangkapan seperti ini sudah sering terjadi di bulan September.
Menurutnya, bulan September adalah musim ikan laut. Air laut menjadi lebih hangat dan plankton sebagai makanan ikan juga melimpah, sehingga ikan-ikan berkumpul dan mudah ditangkap.Â
Ia menyebutkan bahwa ini adalah waktu-waktunya para nelayan untuk mendapatkan keuntungan besar.Â
Kata-katanya sederhana, namun penuh makna, menunjukkan betapa pentingnya panen ini bagi mereka.
Kami mengamati proses pemindahan ikan-ikan tersebut. Para nelayan dibantu oleh keluarga dan kerabat mereka. Ikan-ikan itu segera dimasukkan ke dalam wadah-wadah yang sudah disiapkan.Â
Aroma amis ikan bercampur dengan bau angin laut, menciptakan suasana yang khas dan otentik. Pemandangan itu seolah menjadi gambaran nyata dari kehidupan di pesisir.
Para nelayan itu sangat bersyukur. Mereka tidak hanya mendapatkan ikan layur, tetapi juga ikan jenis lain yang harganya juga cukup baik di pasaran.Â
Namun, ikan layur tetap menjadi yang utama. Jumlahnya yang melimpah membuat mereka yakin bahwa hari ini mereka akan membawa pulang penghasilan yang memuaskan.
Kehidupan Nelayan Jayanti di Musim Panen
Kehidupan nelayan di Pantai Jayanti memang bergantung pada alam. Mereka sangat memahami siklus musim dan pergerakan ikan di laut.Â
Mereka tahu kapan waktu yang tepat untuk melaut dan kapan harus bersabar menunggu. Panen raya seperti ini adalah momen yang paling mereka tunggu-tunggu.Â
Ini adalah waktu bagi mereka untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Salah satu nelayan bercerita tentang kehidupannya. Ia mengatakan bahwa tidak setiap hari mereka bisa mendapatkan hasil tangkapan sebanyak ini. "Kadang sepi, Pak. Pulang cuma bawa sedikit," katanya.Â
Oleh karena itu, ketika musim panen tiba, mereka akan bekerja lebih keras. Melaut lebih awal dan pulang lebih sore, demi memanfaatkan momen keberuntungan ini.
Mereka tidak hanya bekerja, tetapi juga bekerjasama. Antar nelayan saling membantu. Jika ada yang mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak, ia akan berbagi dengan yang lain.Â
Solidaritas antar nelayan sangat kuat, karena mereka menyadari bahwa mereka semua berada dalam satu nasib yang sama, bergantung pada belas kasihan laut.
Hasil panen ikan layur ini kemudian langsung dijual. Para nelayan tidak perlu repot-repot mencari pembeli. Di Pantai Jayanti sendiri, sudah ada pasar ikan kecil yang ramai dikunjungi oleh pembeli dari berbagai tempat.Â
Ikan-ikan segar itu langsung berpindah tangan dari nelayan ke pedagang atau langsung ke konsumen. Prosesnya cepat, dan ikan-ikan itu tidak perlu menunggu lama untuk sampai ke meja makan.
Potensi Ekonomi dari Hasil Panen Ikan Layur
Keuntungan yang didapat para nelayan dari panen ikan layur ini sangat berarti.Â
Menurut informasi yang kami dapat, seorang nelayan di Pantai Jayanti paling sedikit bisa membawa pulang 30 kilogram ikan layur dalam sehari saat musim panen.Â
Jumlah ini sangat fantastis. Dengan harga jual yang stabil, mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan.
Jika dihitung, dengan menjual semua ikan layur itu, seorang nelayan bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp 100 ribu per hari.Â
Angka ini mungkin terlihat kecil bagi sebagian orang, tetapi bagi mereka, itu adalah jumlah yang sangat berarti.Â
Keuntungan itu bisa digunakan untuk membeli bahan makanan, membayar biaya sekolah anak, atau bahkan menabung untuk kebutuhan mendesak.
Potensi ekonomi dari hasil panen ikan layur ini tidak hanya dirasakan oleh para nelayan. Para pedagang di pasar ikan Jayanti juga ikut menikmati keuntungan.Â
Mereka bisa menjual ikan layur dengan harga yang sedikit lebih tinggi, sehingga margin keuntungan mereka juga meningkat.Â
Hal ini menciptakan perputaran ekonomi yang sehat di lingkungan pesisir.
Selain itu, panen ikan layur juga memberikan dampak positif bagi industri pengolahan ikan. Ikan-ikan yang tidak terjual di pasar ikan bisa diolah menjadi produk lain, seperti ikan asin layur atau kerupuk ikan.Â
Hal ini membuka peluang usaha baru bagi warga sekitar dan menambah nilai jual dari ikan layur itu sendiri.
Melihat semua ini, kami menyadari bahwa potensi alam di pesisir selatan Cianjur sangatlah besar.Â
Jika dikelola dengan baik, kekayaan laut ini bisa menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.Â
Ini bukan hanya tentang menangkap ikan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem laut agar hasil panen seperti ini bisa terus dinikmati di masa depan.
Perjalanan Pulang dan Kenangan
Setelah puas melihat dan berbincang dengan para nelayan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kami berpamitan dengan senyum dan rasa syukur.Â
Pengalaman ini benar-benar membuka mata kami. Kami tidak hanya melihat alam yang indah, tetapi juga melihat perjuangan dan semangat hidup masyarakat yang berinteraksi langsung dengan alam.
Kami kembali ke mobil dengan perasaan yang berbeda. Diskusi di dalam mobil tidak lagi hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa membantu masyarakat seperti mereka.Â
Kami membahas ide-ide sederhana, seperti program edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan laut, atau bagaimana cara membantu mereka memasarkan hasil tangkapan mereka secara lebih luas.
Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa alam dan manusia memiliki hubungan yang erat.Â
Manusia bergantung pada alam, dan alam juga membutuhkan manusia yang peduli untuk menjaga kelestariannya.Â
Panen ikan layur ini bukan hanya sekadar panen, tetapi juga pengingat akan kebesaran alam yang tak ternilai harganya.
Kesimpulan
Kunjungan kami ke Pantai Jayanti di Cidaun, Cianjur, pada hari Jumat, 12 September 2025, menjadi pengalaman yang tak terlupakan.Â
Kami menyaksikan langsung panen raya ikan layur yang melimpah, sebuah berkah dari Laut Kidul bagi para nelayan setempat.Â
Momen ini tidak hanya menunjukkan kekayaan alam laut yang luar biasa, tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang perjuangan hidup para nelayan.Â
Hasil tangkapan yang melimpah, dengan minimal 30 kilogram ikan layur per hari, memberikan keuntungan yang sangat berarti bagi mereka, menciptakan perputaran ekonomi yang positif di lingkungan pesisir.Â
Semua ini adalah bukti bahwa alam dan manusia dapat hidup berdampingan dalam harmoni, saling memberi dan menerima, asalkan kita semua bersedia untuk menjaga dan melestarikannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI