Ngobrol-ngobrol soal sistem keamanan lingkungan atau siskamling, pikiran saya langsung kembali ke masa lalu. Dulu, di desa maupun di kota, warga ramai-ramai bikin pos ronda dan jadwal jaga malam. Tapi seiring waktu, tugas siskamling ini mulai digantikan oleh satpam atau petugas keamanan bayaran. Padahal, ada hal yang hilang ketika kegiatan ini lenyap, yaitu kebersamaan.
Qadarullah, saya punya pengalaman pribadi menggerakkan kembali siskamling. Ini bermula di awal tahun 2016, saat saya ditugaskan untuk memekarkan wilayah dan membentuk Rukun Tetangga (RT) baru. Singkat cerita, saya terpilih sebagai Ketua RT 07, RW 07, Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung. Jabatan ini saya emban selama dua periode, dari 2016 sampai 2022.
Inisiasi Ronda Malam: Dari Pos Kosong Sampai Warga Kumpul
Sebagai ketua RT, saya punya banyak program, tapi salah satu yang paling saya prioritaskan adalah mengaktifkan kembali siskamling atau ronda malam. Tujuannya dua: pertama, untuk menjaga keamanan lingkungan, dan kedua, sebagai ajang silaturahmi warga. Saya yakin, dengan sering bertemu, warga akan lebih akrab dan peduli satu sama lain.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat jadwal ronda malam. Saya atur setiap malam ada 4 sampai 6 orang warga yang bertugas. Jadwalnya bergantian, jadi semua warga dapat giliran. Saya dan pengurus RT lainnya juga mengajak warga patungan untuk membangun pos ronda. Pos ini penting, biar petugas jaga punya tempat untuk berkumpul dan beristirahat.
Berkat sumbangan dari warga, pos ronda pun berdiri. Posisinya strategis, jadi mudah dijangkau semua orang. Di pos ronda ini, kami sediakan fasilitas seadanya tapi penting, seperti air minum, dispenser, termos, kopi, dan teh. Fasilitas kecil ini ternyata punya dampak besar, karena membuat warga betah.
Di awal-awal, beberapa warga masih canggung. Tapi seiring berjalannya waktu, mereka mulai nyaman. Ronda malam tidak lagi sekadar tugas, tapi jadi ajang ngobrol dan berbagi cerita. Kami jadi tahu kegiatan satu sama lain, anak-anak, sampai masalah-masalah kecil yang ada di lingkungan. Siskamling diaktifkan tidak hanya sebagai bentuk penjagaan, tapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali persaudaraan.
Kegiatan ronda ini pun berjalan lancar. Setiap petugas jaga bergiliran berkeliling mengontrol permukiman. Kami memastikan tidak ada hal mencurigakan, dan yang paling penting, keberadaan kami membuat warga merasa aman dan tenang. Semakin lama, warga semakin antusias. Mereka tidak lagi merasa terpaksa, tapi justru bersemangat karena bisa bertemu tetangga yang jarang ditemui di siang hari.
Kegiatan silaturahmi ini semakin lengkap. Setiap satu pekan sekali, kami rutin mengadakan kegiatan ngaliwet di dekat pos ronda. Sambil ngaliwet dan makan bersama, kami membahas perkembangan lingkungan dan masalah-masalah yang ada. Kegiatan ini jadi bukti nyata bahwa siskamling bisa membawa banyak manfaat, jauh lebih dari sekadar urusan keamanan.
Tantangan dan Perkembangan Ronda Malam
Selama enam tahun menjadi ketua RT, ada banyak tantangan yang saya hadapi. Salah satu yang paling berkesan adalah saat pemilu tahun 2019. Kondisi politik saat itu cukup panas, dan keamanan lingkungan harus ditingkatkan. Ronda malam menjadi semakin intensif. Kami juga rutin dimonitor dan dibimbing oleh pihak kepolisian, khususnya Babinkamtibmas Kelurahan Cisaranten Kulon.