Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tumbuh Kuat di Balik Babak Belur: Prinsip Berumah Tangga yang Tak Butuh Tepuk Tangan

27 Agustus 2025   17:52 Diperbarui: 27 Agustus 2025   17:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Pasangan suami istri berpegangan tangan. | Image by Unsplash/Josue Michel

Hidup itu memang harus punya prinsip, apalagi kalau sudah berumah tangga. Pernikahan itu bukan cuma urusan kita berdua. Kadang, ada banyak mata yang melihat. Ada banyak telinga yang mendengar. Dan seringnya, mereka cuma melihat apa yang tampak di luar.

Masyarakat kita sering melihat rumah tangga sebagai sesuatu yang sempurna. Foto-foto di media sosial, senyum yang merekah saat acara keluarga, dan cerita-cerita manis dari teman. Semua itu membuat kita berpikir, "Oh, rumah tangga itu indah sekali."

Tapi kenyataannya, di balik pintu rumah yang tertutup, ada banyak hal yang terjadi. Ada pertengkaran, ada kesalahpahaman, ada masalah uang, masalah anak, atau masalah dengan keluarga besar. Tidak semua yang terlihat di luar itu sama dengan kenyataan yang dialami.

Hidup berumah tangga itu ibarat perjalanan panjang yang penuh tanjakan dan turunan. Ada saatnya kita bahagia sekali, sampai rasanya ingin berteriak ke seluruh dunia. Tapi ada juga saatnya kita merasa lelah, sedih, dan hampir menyerah.

Banyak pasangan muda yang kaget saat tahu kalau realita pernikahan tidak semanis cerita di film. Mereka mengira, setelah menikah semua masalah akan selesai. Padahal, menikah itu justru awal dari tantangan baru yang lebih besar.

Tentu saja, kita tidak perlu mengeluh atau mengumbar semua masalah kita ke semua orang. Itu adalah hal yang sangat penting. Justru, salah satu prinsip terpenting dalam berumah tangga adalah bagaimana kita menjaga masalah itu tetap di dalam.

Kita tidak perlu orang lain tahu kalau kita lagi "babak belur." Kita tidak perlu mereka tahu kalau semalam kita bertengkar hebat, atau kalau keuangan kita lagi tidak baik. Urusan itu adalah urusan kita berdua, sebagai suami dan istri.

Mengapa begitu? Karena saat kita mengumbar masalah, kita membuka pintu untuk orang lain ikut campur. Mereka akan memberi nasihat yang belum tentu kita butuhkan. Mereka akan menghakimi, dan kadang, justru memperkeruh suasana.

Lagipula, masalah rumah tangga itu bukan untuk konsumsi publik. Itu adalah privasi kita, sebuah ruang yang hanya boleh diisi oleh kita berdua. Menjaga rahasia rumah tangga adalah salah satu bentuk saling menghargai.

Saat kita menyimpan masalah, kita dipaksa untuk menyelesaikannya sendiri. Kita belajar berkomunikasi, mencari jalan keluar, dan menjadi tim yang lebih solid. Masalah itu akan menjadi "lem" yang justru merekatkan kita berdua.

Mungkin orang lain akan bertanya, "Kok kalian baik-baik saja?" Jawabannya sederhana, karena kita belajar untuk menyelesaikan masalah di rumah, bukan di depan umum. Kita belajar berdiri tegar, meski sebenarnya di dalam hati kita sedang babak belur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun